Jumat, 26 April 2024

Harlah NU Ke-95, Bamusi Ungkap Kedekatan NU dengan Bung Karno

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Gus Falah (kiri) Sekretaris Umum Bamusi. (foto diambil saat sebelum Covid-19). Foto : Istimewa.

Menjelang peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-95 pada 31 Januari 2021, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) mencoba menyegarkan kembali ingatan masyarakat Indonesia akan kedekatan Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia (RI) dengan NU serta para tokohnya.

Organisasi sayap PDI Perjuangan tersebut menyatakan, kedekatan Bung Karno dengan para ulama NU seperti Hadratusysyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari dan Abdul Wahab Hasbullah telah sangat lama terjalin.

Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) Sekretaris Umum Bamusi mengungkapkan, Bung Karno sering meminta nasihat para ulama NU sebelum mengeluarkan keputusan penting terkait bangsa dan negara ini.

“Seperti ketika Bung Karno merumuskan Pancasila, beliau selalu meminta dawuh dari Hadratusysyaikh, dan putranya yang juga ayah dari Gus Dur, yakni Abdul Wahid Hasjim,” ujar Gus Falah dalam keterangan resminya, Sabtu (30/1/2021).

Gus Falah yang juga Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini melanjutkan, kedekatan Bung Karno dengan NU juga tampak, tatkala Sang Proklamator ingin mengundang para tokoh agama untuk menggelar suatu pertemuan. Bung Karno pun meminta saran dari Wahab Hasbullah tentang nama yang cocok untuk pertemuan tersebut.

“Dan Kiai Wahab Hasbullah pun menyarankan kepada Bung Karno untuk menamakan pertemuan tersebut ‘Halal bi Halal’,” ujar Gus Falah.

Contoh kedekatan Bung Karno dengan NU lainnya juga tampak dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI.
Kala itu, Bung Karno sowan kepada Hadratusysyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari sebelum memproklamasikan kemerdekaan RI.

“Hadratusysyaikh pun mengusulkan kepada Bung Karno agar memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di hari Jumat yang merupakan penghulu nya hari, serta di bulan Ramadhan yang merupakan penghulunya bulan,” ujar Gus Falah.

Bung Karno, lanjut Gus Falah, memang sangat mencintai NU. Kecintaan Bung Karno terhadap NU disampaikan secara eksplisit saat muktamar NU ke 23 pada 28 Desember 1962.

“Saya sangat cinta sekali kepada NU. Saya sangat gelisah jika ada orang yang mengatakan bahwa dia tidak cinta kepada NU. Meski harus merayap, saya akan tetap datang ke mukamar ini, agar orang tidak meragukan kecintaan saya kepada NU!” demikian pernyataan Bung Karno.

“Dan sejarah pun mencatat, Bung Karno pada tahun 1954 diangkat sebagai Waliyy Al-Amr Al-Daruri Bi Al-Syaukah oleh NU, yang bermakna pemimpin nasional dalam keadaan darurat dengan kewenangan mutlak.” jelas Gus Falah.

Berbagai peristiwa itu, lanjut Gus Falah, membuktikan hubungan Bung Karno yang nasionalis, dengan NU sangat dekat. Kedua nya bergandengan tangan erat menyelamatkan bangsa Indonesia dari penjajahan.

Kedekatan itu terus berlanjut hingga kini. Gus Falah menyatakan, PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang mengusung ajaran Bung Karno sangat dekat hubungannya dengan NU.

“Semangat yang dikobarkan NU, yakni Hubbul Wathan Minal Iman yang bermakna bahwa Mencintai Tanah Air adalah Sebagian dari Iman, sangat sesuai dengan spirit nasionalisme yang digelorakan PDI Perjuangan,” ujar Gus Falah.

“Maka seluruh kader PDI Perjuangan, termasuk saya yang juga sekaligus kader NU, turut mengucapkan Selamat Hari Lahir NU yang ke 95, yang jatuh pada 31 Januari,” pungkas Gus Falah.(faz/tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs