Jumat, 26 April 2024

Khofifah Wanti-Wanti Daerah Siapkan Rencana Mitigasi Hadapi La Nina

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mewanti-wanti seluruh pemerintah kabupaten/kota di Jatim siap siaga menghadapi fenomena La Nina.

BMKG memprediksi, La Nina yang terjadi akhir 2021 ini berpotensi meningkatkan curah hujan dan memicu bencana hidrometeorologi: banjir dan longsor.

Pemerintah Daerah, kata Khofifah, perlu menyiapkan rencana aksi mitigasi guna meminimalisir dampak kerugian dan korban akibat bencana.

Menurutnya, penyiapan personel, alat, juga sarana pendukung harus dilakukan sedini mungkin agar tidak gagap ketika sewaktu-waktu terjadi bencana.

“Mitigasi itu bisa dengan optimalisasi drainase, pembersihan saluran air dan selokan, pengerukan sungai, pembenahan tanggul, pemangkasan pohon, dan lain-lain,” kata Khofifah.

Dia sampaikan itu saat memimpin Apel Siaga Banjir di Bendungan Semantok, Desa Sambikerep, Rejoso, Nganjuk, Senin (1/11/2021).

Khofifah mengatakan, kesiapsiagaan tidak hanya di level pemerintah daerah. Masyarakat juga harus sadar lingkungan dan risiko bencana yang akan dihadapi.

Menurutnya, gotong royong menjadi salah satu upaya meminimalisir risiko bencana.

“Misalnya sungai di wilayah itu rawan banjir akibat pendangkalan atau sedimentasi, masyarakat sekitar bisa gotong royong melakukan normalisasi sederhana,” ujarnya.

Baik dengan menanam pohon di sepanjang daerah aliran sungai dan sebagainya. Di titik mana butuh support dari pemerintah, maka hal itu bisa dikomunikasikan.

Khofifah juga menyampaikan sejumlah titik rawan yang berpotensi terjadi banjir di Jawa Timur. Salah satunya Kali Lamong, Gresik.

Selain itu ada Sungai Kemuning Sampang, Sungai Welang dan Sungai Kedung Larangan di Pasuruan, dan sejumlah sungai lain dengan intensitas banjir sama besarnya.

Beberapa di antaranya ada di lokasi rural (pedesaan) seperti Sungai Rejoso Pasuruan, Sungai Kening di Tuban, dan anak Bengawan Solo di Madiun.

“Mengingat titik-titik ini langganan banjir, berarti ada sesuatu yang harus kita lakukan antisipasi dan mitigasi dengan hal-hal yang terkait kebutuhan konstruksi,” katanya.

Menurutnya, mayoritas penyebab banjir adalah tumpukan sampah di pintu-pintu air. Dia pun meminta masyarakat tidak membuang sampah di sungai atau selokan.

Sebagaimana peringatan dini tentang La Nina, BMKG menyampaikan hasil monitoring anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian Tengah dan Timur yang sudah melewati ambang batas La Nina.

Fenomena La Nina tahun ini diperkirakan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 persen-70 persen di atas normal.

Potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan itu perlu diwaspadai karena berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.(den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs