Jumat, 26 April 2024

Napas Guru di Setiap Masa dan Sejarah Lahirnya Hari Guru

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Sekolah pribumi (1915 – 1949) pada perusahaan Tanjung Morawa Senembah, Sumatera Utara. Foto: Buku Perkembangan Kurikulum SD di Indonesia

Guru, adalah elemen fundamental di dalam peranan sosial sekaligus menjadi pekerjaan tertua di dunia. Guru muncul karena manusia mampu berpikir dan mengenal ilmu pengetahuan.

Seperti udara, ia selalu hadir di setiap sudut masyarakat untuk mengajarkan ilmu dan pengetahuan agar mempermudah manusia menjalankan kehidupannya.

Peringatan Hari Guru di Indonesia secara resmi ditetapkan pada 1994 melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional.

Tahun ini, Hari Guru Nasional 2021 bertemakan “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan” dengan logo yang telah dirilis oleh Kemendikbudristek dengan memuat simbol membentuk hati yang dihiasi beragam warna-warni.

Logo Hari Guru.
Foto: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kendati demikian, perjuangan guru di Indonesia memiliki sejarah yang tidak singkat, mulai dari zaman kerajaan Hindu Kutai hingga era kolonialisme yang melahirkan tokoh-tokoh yang dikenal sebagai guru dan aktivis kemerdekaan seperti Ki Hadjar Dewantara dan H.O.S Tjokroaminoto.

Berikut adalah sejarah dan peran guru yang hidup dari masa ke masa.

Guru Era Kerajaan Hindu

Pada masa kerajaan yang saat itu Nusantara (Indonesia) dikuasai oleh dua agama besar, pada masa ini guru salah satunya berasal dari kasta Brahmana untuk kerajaan bergama Hindu.

Peran dari para Brahmana mengajarkan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan dan agama. seperi mengajarkan filsafat, sastra, hukum, bahkan beladiri.

Kasta Brahmana pada waktu itu statusnya lebih tinggi dari para bangsawan bahkan para raja. Hingga kini kasta para guru berada di piramida paling tinggi dalam agama Hindu bahkan lebih tinggi dari kasta Ksatria dan Waisya.

Guru Era Penyebaran Islam

Salah satu jalur agama Islam masuk ke Indonesia adalah jalur pendidikan dan dakwah, terutama dakwah dan perjuangan yang dilakukan oleh Wali Songo di Jawa pada masa itu.

Dari konsep dakwah dan menyebarkan agama Islam itulah yang kemudian turut membidani lahirnya pendidikan pesantren yang mencetak para santri untuk belajar agama lebih mendalam.

Turut hadirnya pesantren tentu turut melahirkan para guru atau disebut kyai untuk mengajari para santrinya berbagai macam ilmu kehidupan dan agama.

Berbagai macam keilmuan yang diajarkan waktu itu di antaranya filsatat, tasawuf, bahasa, aljabar, fikih, ilmu falak dll.

Guru Era Kolonialisme

Ibarat napas, peran guru tak pernah berhenti bahkan terus menyebar begitupun saat pemerintah kolonial berdiri di Indonesia.

Justru pada era kolonial pribumi tidak hanya dituntut untuk cerdas namun harus melawan sistem yang sangat kejam pada masa itu.

Hal itu ditandani adanya perlawanan pada sistem pendidikan kolonial yang hanya memiliki kepentingan pada kebutuhan Pemerintahan Hindia-Belanda akan tenaga profesional seperti insyinyur, advokat, dan dokter.

Perlawanan pada sistem pendidikan kolonial dimulai oleh kaum pergerakan nasional dengan membangun sendiri sekolah-sekolah yang bernapaskan nasionalisme Indonesia.

Di antaranya adalah sekolah-sekolah Sarekat Islam, Muhammadiyah dan sekolah-sekolah kaum pergerakan lainnya.

Karena begitu masifnya Pemerintah Hindia-Belanda berusaha mencegahnya dengan menerbitkan Ordonasi Sekolah Liar (Wilde Scholen Ordinantie) yang mengharuskan para guru harus bersertifikat dan pemerintah kolonial.

Perlawanan tentu dilakukan oleh para pejuang pendidikan, hingga kemenangan berhasil didapatkan dan Pemerintah Hindia-Belanda menarik kembali surat tersebut.

Kemenangan melawan sistem kolonial itu kemudian membentuk kesadaran untuk bersatu, yang ditandai dengan lahirnya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912 yang kemudia berubah nama pada tahun 1932 menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Guru Era Pascakemerdekaan Indonesia

Pascaproklamasi kemerdekaan, para guru kembali bersatu dan merubah nama PGI (Persatuan Guru Indonesia) menjadi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia).

Semangat untuk pascakemerdekaan untuk mencerdaskan bangsa diteruskan oleh para guru dengan menyelenggarakan kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta.

Dalam kongres ini semua perbedaan dan latar belakang dari para guru melebur menjadi satu untuk mencerdaskan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia.

Para guru yang melebur ini terdiri mulai dari guru yang masih aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang serta pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.

Pada kongres inilah yang menjadi awal mula lahirnya Peringatan Hari Guru di Indonesia, pada 25 November 1945. (wld/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs