Kamis, 25 April 2024

Ayah Siswa SMP yang Dipukul Gurunya Cabut Laporan Polisi, Wali Kota Surabaya Bersyukur

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Eri Cahyadi saat mengunjungi keluarga MR di rumahnya Jl. Kutisari, Utara III/32B, Selasa (1/2/2022). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Ali Muhjayin ayah MR siswa SMPN 49 Surabaya yang jadi korban pemukulan JS gurunya mendatangi Polrestabes Surabaya untuk mencabut laporannya, Jumat (4/2/2022).

Bahkan, guru dan keluarga korban pun sudah saling memaafkan dan bersepakat menghentikan kasus itu.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya telah menaruh perhatian khusus pada kasus tersebut.

Bahkan, dia juga sempat mengunjungi sekolah dan rumah korban di Jalan Kutisari Utara Gang 3.

Eri pun bersyukur, kasus ini berakhir damai dan dapat saling memaafkan antara kedua pihak.

“Alhamdulillah kemarin Pak Ali itu menyampaikan akan istikharah, waktu saya datang ke rumah beliau. Dan saya sampaikan, Pak Ali ini kan orangnya saleh, hidupnya penuh dengan agama, sehingga waktu itu beliau menyampaikan akan mencabut itu (laporan),” kata Eri Cahyadi, Sabtu (5/2/2022).

Eri menuturkan, sesama manusia itu memang harus saling memaafkan. Apalagi, manusia tidak bisa lepas dari salah.

Bagi dia, hal ini pun telah ditunjukan oleh keluarga Ali Muhjayin dengan mencabut laporan ke Polrestabes Surabaya dan memaafkan guru itu.

“Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak), kami diberi contoh oleh Pak Ali bahwa warga Surabaya harus saling memaafkan. Kalau ada kekurangan dan kesalahan, bagaimana kita perbaiki kesalahan itu agar jadi lebih baik lagi,” katanya.

Eri menilai, kasus ini menjadi bukti bahwa warga Kota Surabaya memiliki rasa empati dan gotong royong yang tinggi.

Dia berharap, kejadian ini bisa menjadi pembelajaran dan contoh bagi warga. Baginya, ketika membangun Surabaya, bila dilakukan dengan hati seperti Ali Muhjayin, Eri yakin Kota Pahlawan akan menjadi lebih hebat dari hari ini.

“Rasa empati, rasa gotong royong, dan tepo seliro itu ditunjukkan betul di Kota Surabaya. Dan semoga ini bisa jadi contoh bagi saya pribadi wali kota, secara umum juga kepada seluruh warga Surabaya,” pesannya.

Lantas bagaimana dengan proses administrasi terhadap guru JS? Eri mengatakan, proses itu tetap berjalan dan sedang ditangani Inspektorat Surabaya.

Pihaknya pun bakal melakukan tes psikologi terhadap guru itu, sehingga muridnya bisa lebih nyaman.

Fainsya Allah, ketika Pak Ali sudah mencabut laporan di polres, maka kami juga akan mempertimbangkan itu. Sehingga nanti ke depan gurunya juga diberi kesempatan agar ini jadi pembelajaran betul, maka tidak ada lagi kekerasan guru terhadap muridnya,” ujarnya.

Meskipun seorang guru itu marah kepada anak didiknya, Eri berharap para tenaga pendidik harus tetap sabar dan mampu mengontrol emosinya.

Karena, kata dia, bagaimana pun guru adalah orang tua yang mendidik murid-murid menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

“Kalau menciptakan pemimpin yang akan datang, mendidiknya harus penuh akhlakul karimah. Maka anak-anak didiknya akan jadi pemimpin yang berakhlakul mulia di kemudian hari,” katanya.

Di waktu terpisah, orang tua siswa Ali Muhjayin mengaku telah mencabut laporan polisi dan memaafkan guru tersebut.

Karena sejak awal, dia hanya ingin memperjuangkan dunia pendidikan. Bukan hanya mengenai pendidikan anaknya, tetapi dalam arti luas untuk masa depan pendidikan Indonesia.

“Dalam artian saya ingin menjalankan kewajiban saya dari seorang ayah, itu mendidik anak saya dan menanamkan, ketika saya tidak bisa mengajarkan ilmu formal, saya tetap ajarkan mereka budi pekerti, saling memaafkan, dan berjiwa besar,” kata Ali.

Apalagi, guru JS dia anggap sebagai orang tua kedua yang telah mendidik anaknya di sekolah. Menurutnya, guru JS memiliki niat baik untuk mendidik anaknya.

Hanya saja, karena tersulut emosi, dia pada akhirnya melakukan hal itu. “Pak JS tetap sebagai orang tua anak saya, tentu saja orang tua saya juga. Jadi saya punya kewajiban menjaga dan menghormati Pak JS,” ujarnya.

Ali juga mengucapkan terima kasih kepada Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, yang sejak awal telah memberi atensi khusus terhadap keluarganya.

“Kami sebagai warganya, kami sebagai anaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan atensi yang luar biasa dari beliau. Ini luar biasa sekali bagi keluarga kami,” ujarnya penuh syukur. (man/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs