Jumat, 29 Maret 2024

BK3S dan BKOW Jatim Peringati Hari Anak Nasional Sebulan Penuh

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Suasana lomba menggambar yang berlangsung di Kantor Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN), pada Minggu (14/8/2022). Foto: Risky suarasurabaya.net

Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) menggelar acara peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Gedung Tribuana Tungga Dewi BK3S Jawa Timur, pada Minggu (14/8/2022).

Peringatan HAN yang jatuh pada 23 Juli lalu, masih berlangsung hingga 23 Agustus mendatang. Hal ini menjadi momentum untuk memberikan ruang pada anak agar lebih ceria, sehat dan bahagia, melalui edukasi berbalut lomba, seni dan cerita.

Iis Hendro Gunawan Ketua Darma Wanita Persatuan (DWP) Kota Surabaya yang juga tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) menyampaikan, peringatan hari anak ini mereka lakukan selama sebulan penuh.

“Harusnya hari anak jatuh di tanggal 23 Juli, tapi momen ini kita nikmati satu bulan full. Jadi, sampai 23 Agustus besok,” ucapnya saat ditemui suarasurabaya.net di lokasi lomba.

Ia menjelaskan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah menjadi ajang untuk mendorong anak Indonesia agar lebih terlindungi, tanpa kekerasan, dan maju.

Kegiatan ini berlangsung dari pukul 06.30 WIB, dimulai dengan senam sehat di halaman gedung BK3S, minum jamu bersama, seremoni pembukaan, dan dilanjutkan dengan berbagai macam lomba. Mulai dari fashion show, menggambar, menghias egrang batok, melukis totebag, hingga membuat tumpengan.

Selain itu, terdapat juga acara pojok dongeng. Menampilkan anak-anak bercerita tentang bahaya terlalu sering makan junk food, hingga ajakan untuk makan buah dan sayur di depan panggung.

Lanjut dia, acara ini juga mengajak anak-anak untuk melestarikan budaya Indonesia, seperti tumpengan. Menurutnya, agar tumpengan tidak hanya dikenal oleh orang tua saja, tetapi juga yang masih anak-anak.

“Kita ingin mengenalkan budaya tumpengan. Tumpeng adalah kekuatan kita untuk maju. Bahwa tumpeng juga menjadi simbol untuk kita bisa mencapai puncak tertinggi. Kalau di ajaran agama Islam ada yang namanya Al-Araf. Surat itu adalah surat ke tujuh dalam Al-Quran yang artinya tempat yang tinggi. Sedangkan di agama lain, pasti ada juga. Jadi kita ingin raih itu, agar bisa menjadi acuan untuk meningkat terus menerus dalam berbagai hal. Kita kenalkan budaya itu sejak dini sekaligus menjadi motivasi untuk tumbuh,” jelasnya.

Bukan hanya budaya tumpeng, acara ini juga mengenalkan budaya pakaian, yakni kebaya dan batik. Dengan tujuan, agar anak-anak tahu bahwa kekayaan budaya Indonesia banyak.

“Selain itu, berkebaya dan batik juga sebagai wujud untuk mendukung pakaian khas. Bisa dipakai siapa saja, termasuk anak-anak,” tukasnya.

Acara ini berjalan dengan meriah, diikuti oleh anak-anak PAUD, SD dan SMP seluruh Surabaya. Dan juga sekolah negeri yang menyediakan inklusi (sekolah khusus untuk kebutuhan anak). Acara ini pun ditutup dengan doa bersama lintas agama.

“Kita tutup dengan doa bersama lintas agama, jadi mudah-mudahan ini bisa menyelesaikan banyak permasalahan di Indonesia. Kita maju dan tumbuh sudah mulai bergerak, tapi belum terkoneksi. Jadi kita ingin terkoneksi dari semua elemen, baik itu budaya maupun agama, agar anak-anak juga paham akan kebersamaan,” tutupnya.(ris/dfn/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs