Kamis, 25 April 2024

BRIN Sebut Prediksi Badai Dahsyat oleh Periset BRIN Bersifat Personal

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi cuaca ekstrem di wilayah Jatim saat malam tahun baru. Foto: Freepik

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan prediksi cuaca hujan ekstrem hingga badai dahsyat yang dikeluarkan oleh periset BRIN bersifat personal.

“Kemarin adalah pendapat personal periset BRIN, bukan dari BRIN,” ujar Laksana Tri Handoko Kepala BRIN dalam keterangan tertulis yang dilaporkan Antara, Kamis (29/12/2022).

Sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia, ia mengatakan, BRIN merujuk pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai informasi dan prediksi cuaca dan iklim.

“Selama ini kami bekerja sama erat dengan BMKG. Informasi cuaca, publik harus mengacu ke BMKG,” ujarnya.

Belum lama ini, ia mengatakan publik menerima informasi prediksi badai dahsyat yang sempat menjadi dasar para pengambil kebijakan. Erma Yulihastin Pakar Klimatologi di Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN, memprediksi cuaca ekstrem yang bakal terjadi pada Rabu 28 Desember 2022.

“Akademisi memiliki kebebasan akademis dan otoritas keilmuan sesuai bidangnya, di dalam komunitas ilmiah. Dalam memberikan otoritas atas informasi sains di ruang publik, otoritas tersebut tidak berlaku. Ruang publik memiliki dampak dan konsekuensi hukum yang luas,” kata Handoko.

Ia menambahkan, bukan berarti BRIN tidak memiliki tanggung-jawab dan berkontribusi atas informasi publik itu. Pada sebagian besar kasus, BRIN turut menjadi pemasok data utama berbagai informasi, termasuk untuk kebakaran hutan, cuaca, iklim, kebencanaan, kesehatan, nuklir dan lain sebagainya.

Handoko menambahkan BRIN memiliki banyak periset mumpuni di hampir semua bidang keilmuan. Tetapi, bukan berarti BRIN sebagai lembaga yang memiliki otoritas keilmuan di semua bidang, otoritas keilmuan dimiliki oleh para periset BRIN sesuai kepakarannya.

“Otoritas informasi sains di ruang publik yang dimiliki BRIN hanya informasi benda jatuh dari angkasa sesuai UU 21/ 2013 tentang Keantariksaan,” paparnya.

Beragam kasus misinformasi semacam ini, menurut Handoko, harus semakin menyadarkan semua pihak akan pentingnya penguatan literasi sains bagi publik. Sebagai lembaga pemerintah untuk riset dan inovasi BRIN tentu menjadi salah satu pihak yang bertanggung-jawab atas hal ini.

“Khususnya BRIN, kami sedang bekerja keras untuk membenahi, tidak hanya ekosistem riset dan inovasi, tetapi juga meningkatkan standar dan norma serta budaya ilmiah di kalangan periset secara nasional,” katanya.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs