Jumat, 26 April 2024

Dokter Mata Minta Orang Tua Periksakan Mata Anak, Meski Tak Ada Keluhan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi pemeriksaan mata (retinoskopi). Foto: Pixabay

Zoraya Ariefia Feranthy Dokter Spesialis Mata dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung meminta orang tua sebaiknya memeriksakan mata anak-anak mereka ke dokter meski tidak ada keluhan apapun.

“Skrining rutin mata penting, tidak harus menunggu ada keluhan. Banyak penyakit mata yang bisa kita cegah,” tuturnya dalam sebuah acara kesehatan di Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Dikutip dari Antara, Zoraya mengatakan bahwa bayi setelah lahir dapat langsung mendapatkan pemeriksaan pada matanya. Ini untuk mendeteksi berbagai penyakit bawaan seperti katarak dan glaukoma bawaan.

Pemeriksaan mata dini juga dapat mendeteksi rabun jauh (miopi) yang dialami anak-anak di mana anak dengan kondisi rabun jauh seringkali memberikan gambaran dengan memicingkan matanya saat melihat objek jauh.

“Kalau memegang suatu objek misalnya gawai, dia suka dari dekat,” ujar Zoraya.

Miopi pada prinsipnya kondisi saat terjadi ketidaksesuaian antara panjang bola mata dengan kekuatan optiknya sehingga seseorang tidak bisa memfokuskan cahaya pada retina.

Kondisi ini membutuhkan lensa minus untuk bisa menjatuhkan bayangan tepat di retina.

“Sehari-hari tidak tampak ada keluhan tidak ada salahnya skrining. Kita harus lebih hati-hati. Bisa jadi anak tidak memberikan gambaran sama sekali tetapi ternyata minusnya (sudah) tinggi,” ucap dokter dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia itu.

Zoraya menuturkan kondisi mata minus dianggap sebagai gangguan refraksi tertinggi dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memprediksi pada tahun 2050, setengah populasi dunia akan mengalami mata minus.

Berbicara penyebab, menurut dia, jarangnya anak terpapar matahari akibat pandemi yang mengharuskan mereka di rumah sehingga terus menggunakan penglihatan jarak dekat, kurang vitamin D, dan faktor genetik merupakan di antaranya.

“Apakah faktor genetik mutlak? Tidak, bisa juga dipengaruhi nutrisi, kebiasaan, lingkungan dan lainnya,” demikian kata Zoraya.(ant/rum/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
25o
Kurs