Rabu, 24 April 2024

Emil Dardak: Mahasiswa Harus Siap Menghadapi Tantangan Era Society 5.0

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UWKS dengan tema "Pengembangan 'Creative Economy' Pada Masa Pandemi Covid 19 Era 5.0, Senin (10/1/2022). Foto: Manda Roosa suarasurabaya.net

Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan pada era society 5.0 pekerjaan aktivitas manusia akan difokuskan pada human Centered yang berbasis teknologi. Hal ini disampaikan dalam Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) dengan tema “Pengembangan Creative Economy” Pada Masa Pandemi Covid 19 Era 5.0, Senin (10/1/2022).

Emil menjelaskan konsep society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya. Society 1.0 adalah pada saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Society 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, society 3.0 sudah memasuki era industri yaitu Ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari,

“Society 4.0 saat manusia sudah mengenal dunia digital dan munculnya kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin bisa berkomunikasi dengan mesin yang lain atau disebut machine to machine interaction. Lalu munculah istilah 5.0 yang perkembangan teknologi baru. Jadi teknologi tidak lagi mencabut kita dalam akar sosial kita, tapi justru lebih dekat dengan alam menikmati kondisi alam bukan di dalam mall,” paparnya.

Emil juga menegaskan teknologi bukan menjadikan seseorang menjadi individualis, hidup sendiri di depan gadget tapi bagaimana kemudian teknologi membuat semakin menikmati membuka ruang dengan orang –orang sekitarnya. ”Teknologi yang mendekatkan kita dengan manusia dan tidak menjauhan kita dari orang, itulah esensi dari 5.0,” kata Emil.

Soal teknologi yang semakin maju, Emil juga menyebut tentang teknologi 5G dan topik yang sedang ramai diperbincangkan, yaitu Metaverse. Emil lalu mencontohkan gambaran sederhana yang diungkapkan oleh Zuckerberg  pendiri facebook,tentang metaverse tempat pengguna bisa membuat dan menjelajah dunia dengan pengguna internet lainnya.

“Pengguna tidak perlu berada pada ruang fisik yang sama dengan orang lain. Mereka hanya perlu masuk ke dunia metaverse. Sama seperti yang saat ini kita lakukan kita mengadakan pertemuan virtual tapi juga bisa melihat langsung wajah saya,” kata Emil.

Dengan perkembangan digital ini mahasiswa diminta harus siap menghadapi perubahan menjadi Society 5.0, di mana sejumlah besar informasi dari sensor wilayah fisik diakumulasikan ke dalam wilayah maya. “Kuncinya adalah tetap kita harus membangun talenta digital dan meningkatkan literasi digital,” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Widodo Ario Kentjono Rektor UWKS menyampaikan Perguruan Tinggi (PT) harus mengambil peran dalam menyiapkan lulusannya agar kompeten dan mampu memasuki lapangan kerja yang dibutuhkan dunia saat ini. Bidang pendidikan harus direvolusi dan berorientasi pada pembelajaran yang lebih modern.

“Di era Society 5.0 ini nilai karakter harus dikembangkan, empati dan toleransi harus dipupuk seiring dengan perkembangan kompetensi yang berfikir kritis, inovatif, dan kreatif,” kata Prof. Dr. H. Widodo Ario Kentjono. (man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
26o
Kurs