Sabtu, 4 Mei 2024

Komisi X DPR Beri Beberapa Catatan Evaluasi Pasca MotoGP Mandalika

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Tribun penonton di Sirkuit Mandalika tampak steril dan siap digunakan, Kamis (17/3/2022). Foto: Dimas Suara Surabaya Media

Gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 18-20 Maret lalu berlangsung sukses meskipun sempat terkendala oleh cuaca. Namun ajang olahraga balap motor ini dapat berjalan lancar dengan berbagai proses kearifan lokal.

Dede Yusuf Wakil Ketua Komisi X DPR RI mengatakan bahwa di balik kesuksesan ini, terdapat beberapa catatan yang harus dijadikan bahan evaluasi.

“Ada poin penting yang memang harus kami koreksi, yaitu adalah dari penyelenggaraan, terutama masalah ticketing dan bagaimana transportasi pengunjung yang sudah beli tiket,” ujar Dede Yusuf di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Sebelumnya, sempat viral di media sosial tentang transportasi pengunjung yang semrawut. Dikatakan panitia bahwa dilarang masuk ke arena menggunakan mobil, namun transportasi dari lokasi parkir ke arena penonton menggunakan bus. Namun karena jumlah bus yang tidak memadai, akhirnya banyak orang harus jalan kaki di tengah teriknya sinar matahari. Sehingga banyak orang harus bolak-balik dari arena ke parkiran.

“Ini catatan penting bahwa dalam penyelenggaraan kita tidak boleh hanya fokus pada international guest-nya (tamu internaaional), tapi pengunjung yang membayar uang dua juta, tiga juta untuk tiket mereka juga berhak mendapat fasilitas. Mestinya harus disiapkan dengan sarana-sarana, termasuk ticketing yang katanya juga sulit banget, antre ticketing sampai berjam-jam ini juga enggak bagus,” tandasnya.

Selain mengevaluasi jalannya MotoGP, Komisi X DPR RI juga meminta Sirkuit Mandalika bisa menjadi sport tourism, tidak untuk gelaran MotoGP saja.

Dede Yusuf mengungkapkan bahwa Sirkuit Mandalika adalah sirkuit dengan standar internasional, maka harus ada kerja sama dengan industri sport otomotif dan pariwisata.

“Kalau kita tidak masuk dalam lingkaran agenda internasional ini, ya maka kita belum tentu bisa mengadakan event begitu lagi, itu yang pertama. Atau yang kedua kita sendiri menjadi tuan rumah, jadi namanya kita membuat apalah nanti ke depan, Lombok GP atau apa-apa segala macamnya. Jadi memang harus ada itu untuk meng-attract orang untuk datang dan menggunakan fasilitas, kalau tidak maka race ini akhirnya tidak bisa termanfaatkan dengan optimal padahal anggaran yang kita keluarkan triliunan di sana,” pungkas Dede Yusuf.(faz/dfn/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
31o
Kurs