Jumat, 29 Maret 2024

Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 134 Orang, Dua Pasien di RSSA Masih Kritis

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ribuan Bonek, suporter Persebaya, Senin (3/10/2022) malam menggelar doa bersama di Tugu Pahlawan Surabaya melepas kepergian seluruh korban meninggal dalam tragedi Stadion Kanjuruhan,  Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sebuah lilin di masing-masing tangan suporter, mengisyaratkan simbol bela sungkawa. Foto: Redhita suarasurabaya.net

R, pelajar tingkat akhir SMA menambah daftar total korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan per hari ini, Jumat (21/10/2022) menjadi 134 orang. R dinyatakan meninggal setelah 20 hari dirawat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang (RSSA).

Aremania asal Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang itu menghembuskan napas terakhirnya pukul 06.45 WIB di ruang ICU RSSA Malang. Alat bantu pernapasan mau pun obat-obatan yang diberikan dokter tidak berhasil memulihkan kondisinya.

Bahkan sejak ia dirawat 1 Oktober 2022 lalu, beberapa saat setelah tragedi Kanjuruhan terjadi, R kehilangan kesadaran. Dari penjelasan Kohar Hari Santoso Direktur RSSA Malang, pasiennya itu mengalami kerusakan otak.

“Pasien ini masuk memang sudah kesadarannya tidak sadar, kemudian juga kita lakukan penanganan termasuk juga dengan alat bantu napas, dan semua obat-obatan. Tapi kesadarannya tidak pulih. Bahkan ada kerusakan di otak sehingga pengendali napas dan sirkulasinya tidak bisa respons dan meninggal,” beber Kohar dikonfirmasi suarasurabaya.net melalui sambungan telepon.

Setelah kepergian R, tentu tidak ada yang berharap jumlah korban meninggal tragedi Kanjuruhan bertambah. Tapi Kohar menerangkan masih ada dua pasien yang sedang berjuang di ruang ICU. Kesadarannya terus menurun, sampai hari ini.

“Di ICU masih ada dua. Ada penurunan kesadaran. Tidak sadar penuh sampai hari ini,” imbuhnya.

Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, lanjut Kohar. Selain kerusakan otak, benturan-benturan pada anggota tubuh yang parah juga menjadi faktor hilangnya kesadaran pasien.

Kohar memastikan, dua pasien kritis akan terus dipantau.

“Berbagai sebab (meninggal). Ini kan kejadian ada suatu kecelakaan kemudian trauma. Sehingga kemudian menyebabkan benturan-benturan semacam itu. Kan berbagai macam ada yang patah tulang, benturan di kepala, dada, pinggang. Selama masih di ICU kami menyatakan bahwa ini (dua pasien) belum stabil jadi kita perlu waspada,” pungkasnya.

Sebelumnya, inisial A, pasien ruang ICU RSSA dinyatakan meninggal Selasa (18/10/2022). Setelah menjalani perawatan selama 17 hari. Ia menjadi korban meninggal ke-133.

Sekadar diketahui, M Sanusi Bupati Malang menyampaikan ada dua rumah sakit yang jadi rujukan korban tragedi Kanjuruhan yaitu RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dan RSUD Saiful Anwar Kota Malang.

Dihubungi terpisah, Boby Prabowo Direktur RS Kanjuruhan mengaku sudah tidak ada pasien yang dirawat di ruang ICU. (lta/gat/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
25o
Kurs