Sabtu, 27 April 2024

Memahami Makna Tersembunyi dari Permainan Tradisional Khas 17 Agustus

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Permainan balap karung dan terompah panjang di Taman Bungkul, Jalan Darmo Surabaya, Selasa (26/7/2016). Foto: Dokumen suarasurabaya.net

Momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati tiap tanggal 17 Agustus dirayakan dengan berbagai cara. Selain upacara, lomba-lomba khas 17 Agustus juga identik dengan perayaan ini. Lomba itu seperti balap karung, panjat pinang, makan krupuk dan sebagainya.

Lomba yang penuh dengan kearifan lokal ini bukanlah ajang kompetisi semata, namun banyak arti filosofi di dalamnya.

Ir Muhammad Sunar, Ketua Kormi (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Sabtu (6/8/2022) menjelaskan, lomba-lomba ini punya makna mendalam yang diturunkan turun menurun sejak zaman nenek moyang.

“Misalnya pada lomba balap karung, ini mengingatkan kita saat perjuangan kemerdekaan padahal saat itu mereka hanya berpakaian karung goni. Akhirnya ini bisa digunakan untuk melindungi diri dari penjajah,” kata Sunar.

Kemudian lomba balap Enggrang, di mana pemainnya harus berjalan cepat supaya seimbang dan tidak jatuh. Ini, kata Sunar, sama halnya ketika mengambil suatu keputusan dan harus berkomitmen untuk menyelesaikannya tanpa keraguan.

Kemudian ia mencotohkan lomba Trompah Panjang yang saat ini masih digemari, mengajarkan kekompakan dan kegigihan dalam meraih tujuan.

Sementara itu, Muhammad menjelaskan bahwa saat ini Kormi bersama Pemkot Surabaya akan menggelar lomba hari kemerdekaan tingkat provinsi seperti balap karung, enggrang, gobak sodor dan tarik tambang.

“Semua olahraga tradisional ini terutama balap karung, akan menjadi tugas Kormi dalam mempertahankannya hingga digemari anak millenial, kami juga akan mengadakan sosialisasi kepada anak SD-SMP, dan ini bisa menjadi salah satu cara dalam memerangi gadget,” ujar Muhammad.

Menurutnya, meski tergolong Kota Metropolitan, Surabaya masih melestarikan dan mempertahankan olahraga tradisional. Hal tersebut dibuktikan dibuktikan pada Formularium Nasional (Fornas) Palembang, Surabaya meraih juara umum enggrang, jagongan, dan trompah panjang.

Ke depannya ia berharap, masyarakat Indonesia tidak melupakan olahraga tradisional dari para leluhur, terutama untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak.

“Mohon tidak meninggalkan olahraga tradisional, dan kenalkan kepada anak-anak bangsa Indonesia permainan seperti nekeran (kelereng), ketapel, dan makan krupuk,” ujar Muhammad. (des/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
27o
Kurs