Jumat, 10 Mei 2024

Subvarian BA.4 dan BA.5 Penyebab Kasus Covid-19 di Beberapa Negara Naik

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi, varian Omicron. Foto: Reuters

Mohammad Syahril Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi penyebab kasus Covid-19 di beberapa negara di dunia naik.

“Kenaikan kasus di beberapa negara dikaitkan dengan adanya atau meningkatkan kasus BA.4 dan BA.5,” ujar Syahril dalam konferensi pers daring yang dilaporkan Antara, Jumat (10/6/2022)..

Ia menjelaskan, berdasarkan laporan dari Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID) terdapat laporan 6.903 sekuens subvarian BA.4 dari 58 negara. Lima negara dengan sequencing terbanyak, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel.

Sementara subvarian BA.5 sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Lima negara dengan squencing BA.5 terbanyak adalah Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan.

“Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibanding dengan Omicron sebelumnya. Namun tingkat keparahannya tidak ada indikasi kesakitan lebih parah,” tuturnya.

Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada mengingat subvarian baru Omicron itu memiliki kemampuan untuk menurunkan terapi antibodi monoklonal serta mampu untuk menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang, baik dari vaksinasi atau secara alamiah.

“Yang mungkin perlu kita waspadai, yaitu immune escape, artinya dia menghindar dari imunitas seseorang,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Protokol kesehatan menjadi upaya pertama, di samping vaksinasi, tentu saja kita tidak ingin ada lonjakan kasus lagi seperti varian Delta maupun Omicron sebelumnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, adanya pelonggaran memakai masker di luar ruangan terbuka akan dievaluasi apabila ada peningkatan kasus karena subvarian baru itu.

“Tentu saja kita tidak ingin lonjakan kasus lagi. Protokol kesehatan adalah kewajiban kita, juga bagi mereka yang sakit dan ada komorbid diwajibkan masker,” ucapnya.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 10 Mei 2024
29o
Kurs