Senin, 29 April 2024

1500 Perawat Diterjunkan PPNI Kota Surabaya untuk Tangani Balita Stunting

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya berupaya mengatasi permasalahan stunting di Surabaya. Foto: PPNI Kota Surabaya

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya menerjunkan sekitar 1500 perawat di Kota Pahlawan, untuk menangani dan mencegah indikasi gejala balita stunting.

Nuh Huda Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPNI Kota Surabaya mengatakan, ribuan perawat itu saat ini melakukan pemeriksaan dini dengan jemput bola di empat kecamatan di wilayah Kota Surabaya.

Diantaranya, ada di Kecamatan Bulak, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Mulyorejo.

“Targetnya, lebih dari 200 balita didata dan diperiksa, serta menggencarkan konsumsi protein pada ibu hamil dan anak-anak balita, seperti mengonsumsi telur, ikan maupun daging,” jelas Nuh Huda dalam keterangannya, Kamis (23/3/2023).

Selain fokus pada balita, pengendalian angka stunting di Surabaya itu juga dilakukan pada remaja putri, dengan cara memberikan tablet tambah darah (TTD). Selain itu, calon pengantin (catin) dan ibu hamil juga mendapatkan micronutrients atau zat gizi mikro.

“Kegiatan yang bertepatan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 PPNI ini bertujuan untuk mengatasi stunting di Kota Surabaya, hingga ke akar zero stunting,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan kalau penanganan stunting itu sejalan dengan upaya pemerintah Kota Surabaya, yang sedang berfokus untuk menurunkan angka stunting.

Ia menjelaskan, dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya selama tiga tahun terakhir, prevalensi stunting di Surabaya terus mengalami penurunan signifikan, yakni dari tahun 2020 terdapat 12.788 kasus stunting turun menjadi 6.722 pada tahun 2021.

Kemudian, hingga akhir Desember 2022 kembali turun menjadi 923 kasus dan pada Februari 2023 kembali turun menjadi 872 kasus.

“Bahkan, pada tahun 2023 ini, Pemerintah Kota Surabaya juga menarget masuk pada zero stunting dan zero new stunting,” jelasnya.

Sementara itu, Andini Prasita salah satu orang tua balita, menyambut baik pemeriksaan dengan cara jemput bola. Karena menurutnya, selain lebih dekat dengan tempat tinggal, juga tidak perlu antre untuk melakukan pemeriksaan balita di puskesmas maupun pelayanan kesehatan lainnya.

“Senang pemeriksaan balita bisa dilakukan di sini, karena dekat dengan rumah. Anak saya periksa untuk penimbangan, berat badan, tinggi badan, segala macam, lebih mudah. Termasuk diberi makanan seimbang dan informasi seputar masalah gejala stunting pada anak balita,” pungkasnya. (ris/bil/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
31o
Kurs