Sabtu, 4 Mei 2024

Cacar Monyet Muncul Kembali, Hindari Pembawa Virus dan Terapkan Pola Hidup Bersih

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Tabung mini hasil pengujian sampel cacar monyet. Foto: Reuters

Jumlah penderita cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia bertambah. Berdasarkan data harian yang diterima Kementerian Kesehatan per tanggal 13- 22 Oktober 2023, dilaporkan ada 7 kasus yang terkonfirmasi. Semuanya kini sedang dalam proses isolasi dan perawatan.

Jika ditambah 1 kasus yang pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022, total kasus yang ada di Indonesia menjadi 8 kasus. Satu kasus yang terdeteksi pada bulan Agustus 2022 itu sudah dinyatakan sembuh.

dr. Ari Baskoro, pengajar di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menyebutkan, semua penderita cacar monyet berjenis kelamin laki-laki dan berada di Jakarta. Rentang usianya berkisar antara 25 hingga 39 tahun.

“Berbeda dengan satu penderita pada tahun 2022, semua penderita saat ini tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan juga tidak memiliki riwayat kontak antar-mereka. Tetapi mayoritas mereka adalah orang dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual,” tutur Ari melalui keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (25/10/2023).

Fakta-fakta tersebut mengasumsikan adanya sumber penularan yang berasal dari dalam negeri, sekaligus menegaskan itu bukanlah kasus impor. “Keseluruhan fenomena yang tidak biasanya ini, memicu kekhawatiran baru,” tambahnya.

Perlu diketahui, kasus cacar monyet di dunia pada tahun 2022, mayoritas terjadi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) atau biseksual. Meski demikian, cacar monyet bukan tergolong sebagai penyakit menular seksual (PMS). Cara penularan lainnya, bisa melalui kontak erat antar manusia, melalui kulit yang lecet, saluran napas, serta selaput lendir mata, hidung, dan mulut.

Benda-benda sekitar lingkungan hidup manusia, juga bisa menjadi media penularan. Misalnya tempat tidur yang mengandung cairan tubuh atau droplet/percikan lendir saluran napas. Hewan (tupai, tikus, primata/monyet), bisa menularkan virus Mpox, melalui gigitan atau cakaran.

Cara penularan lainnya bisa melalui makan daging/produk hewan terinfeksi yang tidak dimasak secara optimal, atau penularan dari seorang ibu pada janin yang dikandungnya.

Oleh karena itu, kata Ari, pencegahan cacar monyet dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan hewan yang dicurigai telah terpapar virus atau benda-benda yang terinfeksi. Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih jadi modal utama pencegahan.

“Vaksinasi spesifik yang ditujukan khusus untuk cacar monyet belum tersedia. Meski demikian, seseorang yang pernah mendapatkan vaksin cacar, efektivitas hingga 85 persen,” kata Ari.

Menurut WHO, vaksinasi masal untuk mencegah cacar monyet saat ini belum diperlukan. Vaksin hanya direkomendasikan pada seseorang yang kontak dengan sumber penularan dan kelompok risiko tinggi seperti tenaga kesehatan yang menangani kasus tersebut dan staf laboratorium. Tindakan preventif ini disesuaikan dengan kebijakan pemerintah masing-masing negara.(iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
26o
Kurs