Sabtu, 4 Mei 2024

Jepang dan Australia Luncurkan Rantai Pasokan Hidrogen untuk Nol Emisi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Pexels

Jepang dan Australia pada Sabtu (4/3/2023), mengumumkan peluncuran rantai pasokan hidrogen, saat para menteri perwakilan kedua negara dan negara-negara Asia Tenggara berkumpul membahas pengurangan emisi karbon.

Fumio Kishida Perdana Menteri Jepang dalam sebuah video untuk pertemuan yang membahas kerangka kerja Masyarakat Asia Nol Emisi (AZEC) itu, mengatakan hidrogen dapat menjadi sumber energi terutama di kawasan yang rawan bencana alam.

“Di Asia, kita harus memiliki sebanyak mungkin pilihan energi, dan hidrogen serta amonia merupakan beberapa pilihan,” kata Kishida seperti dilaporkan Antara mengutip Kyodo.

Jepang mengajukan teknologi dekarbonisasi, seperti penggunaan hidrogen dan amonia pada pembangkit listrik tenaga termal dan penangkapan karbon dioksida.

Teknologi itu mampu menetralkan karbon, sambil menyimpan pasokan energi yang stabil di tengah krisis energi akibat invasi Rusia ke Ukraina.

“Berdasarkan akumulasi teknologi hidrogen dan pengalaman negara kami selama bertahun-tahun, kami ingin memperluas rantai pasokan hidrogen ke kawasan Indo-Pasifik,” ujar Yasutoshi Nishimura Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang pada pertemuan selama satu hari tersebut di Tokyo.

Kishida mengenalkan konsep AZEC pada Januari 2022, untuk mempromosikan dekarbonisasi di kawasan dan bekerja sama meningkatkan transisi ke energi bersih.

Australia dan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara, kecuali Myanmar, telah bergabung dengan inisiatif tersebut. China, sebagai negara penghasil karbondioksida terbanyak di dunia, tidak menjadi bagian dari inisiatif tersebut.

Beberapa ahli iklim dan energi sebelumnya memaparkan kalau Asia Tenggara sebagai pusat ekonomi, peningkatan emisi, dan upaya dekarbonisasi akan memiliki dampak besar pada kemajuan aksi iklim. Baik secara regional, maupun global.

Demikian Bank Dunia menyebut kawasan Asia Timur dan Pasifik juga penting dalam upaya global memerangi perubahan iklim. Karena, menjadi penyumbang sepertiga dari total gas emisi rumah kaca, dan 60 persen konsumsi batu bara dunia. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
26o
Kurs