Sabtu, 27 April 2024

JMS 2023 Ungkap Peluang dan Tantangan Bisnis Media di Jawa Timur

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Amir Suherlan dari Wavemaker Indonesia, Sapto Anggoro Anggota Dewan Pers, dan Eva Danayanti Program Manager International Media Support (IMS) pada sesi conference pertama Jatim Media Summit (JMS) 2023 di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya, pada Rabu (24/5/2023). Foto: Istimewa

Para pembicara Jatim Media Summit (JMS) 2023 di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya, pada Rabu (24/5/2023), mengungkapkan berbagai peluang dan tantangan bisnis media.

Pembicara pada sesi conference pertama adalah Amir Suherlan dari Wavemaker Indonesia, Ajar Edi Direktur Microsoft Indonesia, Yuswohady Managing Partner Inventure, dan Sapto Anggoro Anggota Dewan Pers.

Amir Suherlan menyebutkan bahwa konsumen internet lebih banyak berasal dari generasi milenial. Sehingga, tantangan yang harus dihadapi media digital adalah pemanfaatan teknologi untuk pengembangan konten dan distribusi

Lebih lanjut, Ajar Edi Direktur Microsoft Indonesia menjelaskan terkait ekonomi digital. Menurutnya, ada empat pilar dalam ekonomi digital, yaitu e-commerce, fintech, mobility, dan digital media.

“Teknologi berperan untuk masa depan keberlanjutan. Dengan ekonomi digital yang kuat, Indonesia butuh sembilan juta kemampuan digital. Digital transformasi memberikan kesetaraan,” ungkap Ajar Edi.

Untuk mendukung bisnis, kata dia, media perlu memanfaatkan Artificial Intelligence (AI). Edi menilai, perkembangan teknologi tersebut bisa membantu media untuk berkolaborasi menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan customer.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur saat membuka Jatim Media Summit 2023 di Surabaya pada Rabu (24/5/2023). Foto: Iping suarasurabaya.net

Di sisi lain, Yuswohady dari Inventure memaparkan bahwa tantangan terbesar pasar saat ini adalah millenial distraction, di mana saat ini konten visual menjadi hal yang penting.

“Generasi Z itu tidak suka teks. Buku tidak jadi sumber pengetahuan. Tapi generasi Z itu konsumsi pengetahuan lewat YouTube. Terjadi millennial destruction, produk yang tidak sesuai dengan millennial akan hilang,” bebernya.

Sementara Sapto Anggoro Anggota Dewan Pers mengingatkan agar penggiat media dapat membuat konten dengan benar dan menghindari berita hoaks.

“Tolong bahan dasar konten itu tolong anda bikin yang benar, kalau anda bikin hoaks maka konten (di masa) depan akan mendapatkan konten hoaks,” kata dia.

Sedangkan dari sisi bisnis, Sapto mengatakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam bisnis adalah mengetahui kebutuhan audiens.
Berdasarkan survei Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) konten yang paling dicari adalah konten kesehatan dan infotainment.

Dia menilai, sebenarnya peluang untuk media digital masih terbuka lebar. Mengingat besarnya persentase iklan yang dialokasikan perusahaan besar ke luar negeri dan tingginya penetrasi internet di Indonesia. (iss/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
29o
Kurs