Kamis, 25 April 2024

Keluarga Pelajar Korban Pengeroyokan di Surabaya Sayangkan Upaya Mediasi Sekolah 

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi. Pengeroyokan.

Keluarga pelajar salah satu SMP negeri di Surabaya, korban pengeroyokan belasan remaja sebaya satu sekolahnya, menyayangkan upaya mediasi sekolah yang cenderung mengintervensi.

Sukron, paman korban menyayangkan upaya sekolah yang meminta mediasi dengan intervensi. Sekolah dinilai mengancam keluarga dengan dalih ujian yang akan digelar dalam waktu dekat. Korban pengeroyokan, MDDS (16 tahun) disebut bisa tidak naik kelas jika tidak hadir dalam ujian.

Pernyataan itu dinilai tidak empati terhadap kondisi korban yang mengalami patah tulang dan baru pulang paksa usai dirawat intensif di rumah sakit.

“Kakak saya orang tuanya MDDS, di-WA sekolah, terkait masalah ulangan, ujian. Saya juga ikut hadir. (Sekolah bilang) kalau tidak masuk, bisa tidak naik, tidak lulus, (itu yang disampaikan) pihak sekolah. Saya bilang, kenapa tidak lulus, kenapa diindikasikan tidak lulus, orang ujiannya belum, masih dua mingguan lagi paling,” kata Sukron, Kamis (9/3/2023).

Menurutnya pihak keluarga tidak menutup adanya mediasi, namun permintaan mediasi dari sekolah dinilai tidak tepat.

“Sekolah minta mediasi, sebenarnya kita tidak menutup, tapi kita masih panas. Tapi saya sayangkan kenapa sekolah argumen, kemarin argumen besar di ruangan sana (sekolah). (Memang sekolah) tidak juga (melakukan pengancaman), cuma ada kata-kata tidak naik,” imbuhnya.

Selain itu, sekolah juga justru mengancam pelaporan balik MDDS ke polisi karena melakukan pemukulan terlebih dahulu sebelum pengeroyokan terjadi.

“Awalnya sekolah juga bilang MDDS bertengkar karena mulai pemukulan duluan. Memang iya saya tanyakan ke MDDS, tapi terus dikeroyok. Sekolah bilang MDDS bisa dilaporkan itu kan memicu reaksi. Harusnya (sekolah) tidak seperti itu. Kita cari jalan tengahnya. (Akhirnya) saya bilang, laporkan aja MDDS tidak apa-apa,” jelasnya.

Atas sikap sekolah, Sukron menegaskan tetap melanjutkan perkara ini ke ranah hukum, tanpa mediasi. Sementara kondisi MDDS, usai dirawat di RS Al-Irsyad kemudian dirujuk ke RS PHC Surabaya, lalu memaksa pulang karena diminta rumah sakit untuk menjalani operasi, namun keterbatasan biaya. Sementara sekolah, lanjut Sukron, menawarkan rujukan ke RS dr. Soetomo namun belum diterima keluarga.

“(Perkelahian awalnya) mungkin karena anak-anak zaman sekarang, saya kurang tahu jelasnya. Akhirnya pelaku panggil saudara-saudara tetangga gitu keroyok. Kata bibi MDDS, ada sekitar 15 orang lebih orang dewasa yang mukul,” tandasnya.

Terpisah, Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya membantah adanya intervensi sekolah dengan dalih tidak meluluskan korban yang duduk di kelas 9 itu.

“Sekolah sudah ke rumah kemarin. Itu tidak benar. Anak-anak kan medianya proses pembelajaran kan banyak, kalau tidak bisa (ke sekolah karena sakit) ya bisa di rumah ulangannya (ujian),” kata Yusuf dihubungi terpisah.

Yusuf berharap semua pihak termasuk keluarga korban dan pelaku, bisa menyepakati titik temu mediasi sehingga tidak ada proses hukum.

“Harapannya kita berusaha mediasi terbaik. Ini masalah anak-anak. Kronologisnya itu lari terus kecelakaan ketabrak sepeda (menyebabkan patah tulang),” kata Yusuf lagi.

Ia juga berjanji akan mengevaluasi sistem pemantauan guru terhadap siswa di semua sekolah.

“Saya imbau ke guru, itu kan bisa pemicu dari dalam dan luar, pikir saya anak-anak tetap diingatkan saat doa, pulangnya hati-hati. Guru juga saya imbau pas istirahat, itu harus dipantau tetap. Supaya kalau ada gerombol-gerombol bisa dinetralisir agar tidak terjadi seperti itu. Dan ditingkatkan untuk konseling anak-anak oleh guru BK,” tandasnya.

Sementara Kompol Nur Suhud Kapolsek Semampir, menyebut masih memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan benar terjadi pengeroyokan terhadap MDDS. Meski ia belum bisa memastikan berapa total pelaku pemukulan.

“Kita masih periksa saksi-saksi. Masih lidik. Sudah mediasi tahap pertama dengan kepala sekolah, lurah, orang tua, mengingat masih sesama pelajar,” ujarnya.(lta/abd/ipg)

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs