Selasa, 30 April 2024

Kemenparekraf Gandeng AGI Kembangkan Game Developer Lokal Bersaing di Skala Global

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ken Natasha dan Ami Raditya (tengah), bersama Asosiasi Game Indonesia di sela-sela GameSeed di Hotel Tunjungan, Surabaya, 1 April 2023. Foto: AGI

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) menggelar GameSeed, ajang inkubasi dan akselerasi bagi game developer lokal di Indonesia.

Setelah sukses digelar di Bandung, Kota Surabaya menjadi destinasi kedua yang tak kalah seru. Banyak peluang bagi game developer lokal untuk mendunia.

“Untuk GameSeed edisi Surabaya ini, kami mengundang studio-studio yang berfokus pada penjualan game di Indonesia, kontennya juga Indonesia. Seperti game Selera Nusantara yang bahkan ada brand-brand micin khas Indonesia-nya,” kata Ken Natasha Program Manager AGI dalam keterangannya yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (8/4/2023).

Untuk diketahui, GameSeed merupakan program inkubasi dan akselerasi bagi para pengembang game di Indonesia, yang fokus memberi pendampingan game developer lokal menemukan business model yang tepat bagi game mereka.

GameSeed juga mempertemukan studio game yang sudah mapan dengan para perintis game. Salah satunya Gaco Game, studio dari Solo yang merilis game Epic Conquest.

Ken Natasha mengatakan, Kota Surabaya punya potensi yang besar karena memiliki sejumlah kampus teknologi bagus, seperti Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

“GameSeed Surabaya sebagian besar peserta memang mahasiswa, tapi tadi kita lihat banyak game developer baru yang muncul,” jelasnya.

Sementara Ami Raditya advisor AGI mengatakan, Kota Pahlawan punya peluang menjadi kota produsen game yang potensial. Beberapa game developer global juga lahir di Kota Surabaya.

Seperti studio Mojiken dengan game A Space for the Unbound yang mendapat review positif oleh media-media besar Inggris dan Amerika Serikat.

“Beberapa game developer dari Malang, Klaten, juga rela datang ke Surabaya demi GameSeed. Bukti bahwa game developer lokal sangat membutuhkan pendampingan dan fasilitasi dari AGI dan Kemenparekraf. Negara hadir untuk para pengembang game,” ungkapnya.

Adapun dalam gelaran GameSeed tersebut AGI menggandeng Indie Games Group Indonesia (IGGI), salah satu komunitas pemain dan kreator game.

Komunitas yang juga didukung oleh Google Indonesia ini yang menjembatani antara game developer dan end user. Sebab, Kemenparekraf atau AGI yang selama ini berfokus pada kebijakan dan regulasi memiliki keterbatasan sumber daya, jika harus menjangkau hingga level customer.

Ami Raditya mengatakan, banyak cara bagi game developer lokal untuk berkembang. Selama ini, tak sedikit kreator game yang mengeluhkan budget marketing. Untuk bisa tampil di halaman depan Google PlayStore, mereka harus mengeluarkan dana yang tidak kecil.

“Tapi dari Game Seed mereka bisa belajar, seperti yang dikisahkan teman-teman Gaco Game, bahwa komunitas bisa membantu memasarkan game mereka. Karena begitu rilis, dia bisa langsung dimainkan di komunitas. Dari situ developer dan komunitas bisa saling bertumbuh bersama karena kolaborasi sembari pemerintah bisa fokus untuk terus memperbaiki ekosistemnya,” pungkasnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
31o
Kurs