Jumat, 3 Mei 2024

Pemprov Jatim Klaim Kasus Malaria Tahun 2023 Menurun Signifikan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan

Kasus penyakit malaria di Provinsi Jawa Timur (Jatim) tahun 2023 tercatat mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Sismal (Sistem Informasi Surveilans Malaria), temuan malaria pada 2023 mencapai 225 kasus, sedangkan 2022 tercatat 570 kasus.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyatakan, terdapat dua kematian akibat kasus malaria pada tahun 2022 dan 2023.

Dia juga mengklaim sebaran penyakit malaria berasal dari kasus impor atau luar Jatim, bukan penularan antardaerah.

Khofifah mengingatkan, perlu ada kegiatan pencegahan penularan setempat lantaran kasus penularan impor masih terjadi setiap tahun.

Untuk itu, dia meminta masyarakat menerapkan langkah pencegahan. Misalnya bagi yang baru saja melakukan perjalanan dari wilayah endemis malaria segera memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes), baik yang bergejala atau tidak bergejala.

“Karena diagnosis malaria sedini mungkin sangat penting. Serta ikut berpartisipasi dalam pengendalian vektor pada habitat nyamuk anopheles,” tutur Khofifah, Kamis (15/6/2023).

Karena berhasil menurunkan kasus malaria secara signifikan, Kementerian Kesehatan RI menyatakan Jatim sebagai provinsi di Indonesia yang berhasil mengeliminasi malaria pada tahun 2023.

Keberhasilan Jatim mengeliminasi malaria ditandai dengan penyerahan Sertifikat Eliminasi Malaria tingkat Provinsi oleh Maxi Rein Rondonowu Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, di Kalimantan Timur, Kamis (15/6/2023).

Kata Khofifah, untuk mendapatkan Sertifikat Eliminasi Malaria tingkat provinsi, ada sejumlah tahapan yang harus dilalui.

Pertama, self assessment terhadap empat persyaratan kriteria yang ditetapkan dalam mencapai eliminasi malaria tingkat provinsi.

Kedua, melalui pengusulan penilaian eliminasi oleh Pemprov kepada Dinas Kesehatan Provinsi, dan penilaian oleh Komisi Penilaian Eliminasi Malaria secara independen.

“Kami mengajak semua stakeholder untuk berkomitmen agar terus mempertahankan daerah eliminasi malaria sampai penilaian selanjutnya oleh WHO pada tahun 2024 mendatang,” tukasnya.(wld/saf/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
28o
Kurs