Jumat, 19 April 2024

Pemprov Jatim Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Pulau Lusi Sidoarjo

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo (kiri) dan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim (kanan) menanam bibit mangrove di Pulau Lusi, Sidoarjo, Minggu (29/1/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim

Upaya memasifkan penguatan ekosistem mangrove di sejumlah wilayah terus digencarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).

Terbaru, pemprov menanam 1000 bibit mangrove dan pohon produktif di Pulau Lusi, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (29/1/2023).

Penanaman itu merupakan bagian dari Festival Mangrove Jawa Timur Ketiga. Yang dihelat di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi. Tak hanya menanam, kegiatan itu juga disrtai pelepasliaran burung air, ikan dan udang sejumlah 23 ribu ekor di perairan Pulau Lusi.

Untuk diketahui, Pulau Lusi (Lumpur Sidoarjo) merupakan daratan yang terbentuk akibat endapan lumpur pada muara sungai Porong, yang telah ditumbuhi beraneka jenis mangrove dan tanaman hutan lainny,  dengan kerapatan rendah hingga tinggi.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengatakan, Festival Mangrove ini merupakan upaya untuk membangun hulu hilir yang lebih luas dalam menjaga eksositem mangrove.

“Hal (ini) dilakukan karena ekosistem mangrove telah memberikan manfaat baik dari sisi ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat pesisir,” kata Khofifah di Sidoarjo, Minggu.

Menurutnya, banyak jenis hilirisasi mangrove yang sudah tumbuh dan berkembang menjadi produk-produk UMKM. Bahkan, kata dia, sudah go international.

Misalnya, seperti produk UMKM berupa kerajinan dari mangrove yang menjadi salah satu cendera mata saat gelaran KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, adapula batik yang menggunakan pewarna alam dari mangrove, kue-kue yang berbahan dasar tepung mangrove, serta produk makanan hasil mangrove lainnya seperti sirup.

“Selain mangrove kita juga tadi menanam cemara udang (pohon). Dalam banyak referensi cemara udang itu bisa memiliki ketahanan hidup sampai 500 tahun,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyerahkan Surat Keputusan Gubernur Jatim tentang Kelompok Kerja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Daerah Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari unsur Kementerian LHK, OPD terkait Pemerintah Provinsi Jawa Timur, TNI-AL, BPN, Akademisi, pegiat dan pemerhati mangrove serta tokoh masyarakat.

SK Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Jatim ini di antaranya diserahkan kepada OPD Provinsi Jatim (Kepala Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jatim), UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lantamal V Surabaya, Akademisi (Universitas Airlangga Surabaya), Masyarakat Pegiat Mangrove.

Kelompok kerja ini menjadi bagian dari kolaborasi kelembagaan lintas sektor dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Jatim. Serta, merumuskan roadmap pelestarian dan pengelolaan mangrove di Jatim.

Sementara itu, Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo berterimakasih kepada Pemprov Jatim atas perhatian menanam mangrove di Pulau Lusi dan Wisata Bahari Tlocor.

Dia mengatakan dari 33 kilometer pesisir pantai di Kota Delta, 30 persennya merupakan tambak. Sehingga sangat bergantung dengan ekosistem hutan mangrove.

Tak hanya itu, menurut pria yang akrab disapa Gus Muhdlor itu juga menyebut banyak usaha atau mata pencaharian warga Kedungpandan, bergantung dengan hutan mangrove.

“Harapannya agar dari penananman dan pelepasan tadi ekosistemnya bagus dan lestari agar dampaknya bisa dirasakan masyarakat sekitar,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Jawa Timur memiliki kawasan mangrove terluas se-Pulau Jawa sebesar 27.221 Ha atau 48 persen dari kawasan mangrove di seluruh Jawa.

Tercatat dari Tahun 2020-2022 sudah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jatim melalui dana APBD, APBN, dan penanaman bersama berbagai pihak. Dengan total seluas 1.516,57 Ha atau sejumlah 5.662.418 batang bibit mangrove. (wld/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
28o
Kurs