Kamis, 9 Mei 2024

Perang Gaza, Perang Paling Mengerikan Bagi Jurnalis

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Warga Palestina berduka atas meniggalnya wartawan Hassouna Sleem dan Sary Mansour akibat serangan Israel, saat berada di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza tengah, Minggu (19/11/2023). Foto: Reuters Warga Palestina berduka atas meniggalnya wartawan Hassouna Sleem dan Sary Mansour akibat serangan Israel, saat berada di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza tengah, Minggu (19/11/2023). Foto: Reuters

Sepuluh pekan pertama perang Israel-Gaza merupakan masa paling mematikan bagi jurnalis, dengan mencatatkan jumlah jurnalis terbanyak yang meninggal dalam satu tahun di satu lokasi, kata Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Kamis (21/12/2023).

Menurut lembaga yang berbasis di Amerika Serikat itu, Sebagian besar jurnalis dan pekerja media yang meninggal dalam perang – yaitu 61 dari 68 orang – adalah warga Palestina.

Dilansir dari Antara, laporan tersebut mengatakan pihaknya “sangat prihatin dengan pola yang jelas menargetkan jurnalis dan keluarga mereka oleh pihak militer Israel.”

Juru bicara militer Israel berdalih bahwa pasukannya tidak menargetkan jurnalis.

Sebanyak empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon, termasuk jurnalis visual Reuters Issam Abdallah, juga meninggal antara 7 Oktober 2023 dan 20 Desember 2023, menurut data CPJ.

Kelompok tersebut, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan kebebasan pers di seluruh dunia, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki lebih lanjut penyebab kematian semua jurnalis.

Terungkap bahwa upaya-upaya tersebut di Gaza terhambat oleh kehancuran yang meluas dan pembunuhan anggota keluarga jurnalis, yang biasanya menjadi sumber bagi penyelidik yang menyelidiki bagaimana para jurnalis tersebut meninggal.

Pelaporan di Gaza sangat dibatasi akibat pemboman Israel yang intens, dengan terputusnya komunikasi berulang kali dan kurangnya makanan, bahan bakar dan perumahan, kata CPJ, seraya menambahkan bahwa jurnalis asing belum dapat mengakses jalur tersebut secara independen selama perang berlangsung.

“Perang Israel-Gaza adalah situasi paling berbahaya bagi jurnalis yang pernah kita lihat, dan angka-angka ini menunjukkan hal itu dengan jelas. Tentara Israel telah membunuh lebih banyak jurnalis dalam 10 pekan dibandingkan tentara atau entitas lain dalam satu tahun,” ujar Sherif Mansour koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Dan dengan setiap jurnalis yang terbunuh, perang ini menjadi lebih sulit untuk didokumentasikan dan dipahami,” tambahnya.

Laporan CPJ pada Mei menemukan bahwa tentara Israel telah membunuh sedikitnya 20 jurnalis dalam 22 tahun terakhir dan tidak ada satupun yang pernah dituntut atau dimintai pertanggungjawaban.

Awal bulan ini, penyelidikan Reuters menemukan bahwa awak tank Israel membunuh Abdallah dan melukai enam wartawan di Lebanon pada 13 Oktober 2023 dengan menembakkan dua peluru secara berurutan dari Israel ketika para jurnalis sedang merekam penembakan lintas batas.

Sedikitnya 1.200 orang tewas di Israel dan 240 orang disandera pada 7 Oktober 2023 setelah serangan mendadak Hamas, menurut penghitungan Israel.

Sementara itu, pejabat kesehatan Gaza mengatakan hampir 20.000 warga Palestina telah dipastikan tewas dalam serangan Israel, dan ribuan orang lainnya diyakini tewas di bawah reruntuhan.(ant/ath/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 9 Mei 2024
29o
Kurs