Senin, 29 April 2024

Indonesia Dorong Penyediaan Vaksin TBC Terbaru Dipercepat

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan RI saat menyampaikan pernyataan Indonesia dalam agenda Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37 yang berlangsung di Kota Brasilia, Brasil, Jumat (9/2/2024). Foto: Antara Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan RI saat menyampaikan pernyataan Indonesia dalam agenda Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37 yang berlangsung di Kota Brasilia, Brasil, Jumat (9/2/2024). Foto: Antara

Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) RI mendorong upaya percepatan penyediaan vaksin Tuberkulosis (TBC) terbaru melalui Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37, yang berlangsung di Kota Brasilia, Brasil.

Budi melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes di Jakarta Sabtu (10/1/2024) mengatakan, vaksin TBC dapat menjadi solusi perlindungan yang terjangkau secara ekonomi dan menjaga keberlangsungan produktivitas masyarakat.

“Apabila eliminasi TBC ingin dicapai pada 2030, kita hanya memiliki tiga tahun untuk mengembangkan vaksin TBC agar dapat mulai digunakan di 2028. Pengembangan vaksin harus dilakukan secara fokus,” katanya saat menjadi pembicara dalam kapasitasnya sebagai board member dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip Antara.

STP Board Meeting ke-37 yang berlangsung pada, Jumat (9/2/2024), merupakan wadah kolaborasi dan komunikasi bagi organisasi dan individu dari berbagai sektor yang berkomitmen untuk mengakhiri Tuberkulosis.

Indonesia sebagai negara yang juga terdampak TBC, kata Budi, telah meyakinkan seluruh anggota negara G-20 agar melakukan investasi memadai, sehingga vaksin TBC baru dapat tersedia dalam tiga tahun mendatang.

Budi mengatakan, vaksin TBC yang tersedia di tanah air saat ini adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) sebagai perlindungan parsial untuk mencegah TBC yang berat pada bayi dan anak usia dini, tetapi tidak cukup untuk melindungi anak dan orang dewasa dari TBC.

Pengembangan vaksin TBC yang efektif, menurut Budi perlu mencakup semua usia, terutama untuk anak dan orang dewasa dengan kemampuan menurunkan insiden 90 persen dan 95 persen menurunkan kematian.

Kandidat vaksin TBC juga harus memiliki kemampuan menanggulangi resistensi obat, di mana bakteri tidak merespons pengobatan standar yang umumnya efektif untuk mengobati infeksi TBC.

Sejumlah kandidat vaksin TBC yang sedang dikembangkan memiliki kemampuan untuk mencegah penyakit TBC pada anak dan orang dewasa, menggantikan atau menguatkan vaksin BCG, mencegah kekambuhan pada pasien yang telah menyelesaikan pengobatan, atau memperpendek durasi pengobatan.

Indonesia aktif berkontribusi dalam tiga uji klinis kandidat vaksin TBC. Pertama adalah vaksin yang dikembangkan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF). Vaksin yang awalnya dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Inggris, GSK, ini memanfaatkan protein rekombinan.

Kedua, vaksin yang dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal China, CanSinoBio, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana. Pengembangan vaksin ini menggunakan vektor virus dan sedang uji klinis fase pertama.

Ketiga, vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi asal Indonesia, Biofarma. Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi mRNA dan saat ini sedang penjajakan untuk lokasi uji klinis fase 2 di Indonesia.

“Saya percaya dengan investasi ini kita tidak hanya akan menyelamatkan nyawa, namun juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang” pungkas Budi Gunadi Sadikin. (ant/azw/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs