
Kementerian Transmigrasi mengajak mahasiwa di berbagai kampus di Indonesia, termasuk Instutut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, untuk bergabung dalam program Ekspedisi Patriot.
Ifititah Sulaiman Menteri Transmigrasi (Mentrans) mengatakan, program ekspedisi patriot bertujuan mengidentifikasi potensi sumber daya alam, budaya, dan peluang pembangunan infrastruktur di wilayah transmigrasi.
“Riset lapangan yang dilaksanakan oleh tim ekspedisi patriot dari civitas akademika perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi mitra Kementrans ini nantinya akan meninjau ulang, evaluasi rencana kawasan transmigrasi seperti apa. Apa potensi yang bisa dikembangkan di kawasan transmigrasi tersebut, yang bisa mendapatkan nilai ekonomi,” ujarnya saat mengisi kuliah tamu di ITS, Surabaya pada Senin (16/6/2025).
Ifititah mengatakan, saat ini ada 154 daerah transmigrasi di Indonesia. Para mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia, termasuk ITS, nantinya akan ditempatkan di 154 daerah transmigrasi tersebut.
Perguruan tinggi dipilih dalam program ekspedisi patriot, karena menurutnya kampus merupakan dapur ilmu pengetahuan dan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, sehingga ia menilai bahwa universitas punya kemampuan dalam membangun suatu wilayah.
Ekspedisi Patriot, lanjut dia, juga sejalan dengan program Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemndiktisaintek) terkait dengan kampus berdampak.
“Jadi kampus itu jangan hanya jadi menara gading, tapi betul-betul bisa memberikan solusi bagi persoalan yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Bambang Pramujati Rektor ITS menyambut baik program tersebut. Dalam hal ini, ITS juga menjadi salah satu perguruan tinggi yang turut berkontribusi dengan mengerahkan 57 tim ekspedisi patriot.
“Bersama transmigrasi patriot, ITS bergerak untuk menghadirkan ilmu, inovasi, dan aksi nyata dari kampus ke pelosok negeri,” ucapnya.
Guru Besar Departemen Teknik Mesin ITS itu yakin, kerja sama itu akan menghadirkan gerakan nasional untuk membangun kawasan transmigrasi di Indonesia, dengan berlandaskan riset dan inovasi aplikatif, serta pengembangan potensi lokal untuk mewujudkan kemandirian ekonomi transmigrasi.
Kolaborasi antara Kementrans dengan perguruan tinggi itu, lanjut dia, juga bagian dari mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas, poin ke-11 tentang permukiman berkelanjutan, dan poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan. (ris/saf/ipg)