Selasa, 21 Mei 2024

68 Pebalap Lanjutkan Pertarungan di Etape Neraka

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan

Sebanyak 68 pebalap dari 16 tim asing dan dalam negeri kembali melanjutkan pertarungan pada lomba balap sepeda “International Tour de Banyuwangi Ijen 2014” yang memasuki etape ketiga atau “etape neraka” di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (18/10/2014).

Etape ketiga menjadi rute terpanjang dari lomba tahunan grade 2.2 kalender UCI dengan menempuh jarak sejauh 201,7 kilometer, dari Muncar menuju finis di Pos Paltuding, kawasan objek wisata Kawah Ijen.

Rute Muncar-Kawah Ijen sekaligus menjadi balapan terberat dan penuh tantangan, karena pebalap tidak hanya bertarung pada jalur datar di bawah terik panas matahari, tetapi juga harus menaklukkan tanjakan “hors categorie” dengan kemiringan 45 derajat dan ketinggian sekitar 1.850 meter di atas permukaan laut menuju finis.

Rute itu akan memakan waktu antara 6-7 jam, dengan satu jam terakhir dihabiskan melewati jalur menanjak yang dimulai sejak sekitar 30 kilometer menjelang masuk finis.

“Ini etape penentuan bagi pebalap untuk merebut gelar juara Tour de Banyuwangi Ijen. Baik sprinter maupun climber akan menghadapi tantangan di jalur etape ketiga atau etape neraka ini,” kata Guntur Priambodo Ketua Panitia Lomba, seperti dilansir Antara.

Para “climber” (pebalap spesialis tanjakan) asal Iran, seperti Mirsamad Porseyedigolakhour, Ghader Mizbani, Amir Zargari, dan beberapa pebalap Indonesia, Jepang serta Denmark, difavoritkan menjadi yang tercepat di etape itu.

Pada balapan tahun 2013, Rahim Emami asal Iran tampil sebagai juara, tetapi pebalap tim Pishgaman Yazd itu harus mengubur impiannya untuk mengulang sukses karena terjatuh pada etape pertama dan keluar dari balapan.

“Sulit menyaingi pebalap-pebalap Iran jika bertarung di jalur tanjakan. Kami realistis saja menghadapi etape ketiga ini,” kata manajer tim Pegasus Continental Indonesia Wawan Setyobudi.

Pegasus Continental memimpin klasemen sementara di kategori tim dan pebalapnya Rastra Patria Dinawan juga menguasai kaus kuning (yellow jersey), setelah berjaya pada etape kedua Jajag-Genteng, Jumat (17/10).

Wawan Setyobudi pesimistis timnya bisa mempertahankan posisi teratas pada balapan itu, karena materi pebalapnya lebih banyak dihuni “sprinter” (spesialis jalur datar).

“Praktis hanya Tonton Susanto yang menjadi andalan kami, sehingga kemungkinan pimpinan klasemen lepas sangat besar. Namun, anak-anak tetap akan berjuang semaksimal mungkin,” kata mantan pebalap nasional itu.(ant/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Selasa, 21 Mei 2024
30o
Kurs