Selasa, 30 April 2024

LOC Piala Dunia U-17 2023 Pastikan Ada Evaluasi Jelang Pertandingan Senin Nanti

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Para penonton Piala Dunia U-17 berebut masuk shuttle bus usai laga Indonesia vs Ekuador di Stadion GBT, Jumat (10/11/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Gelaran Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Jumat (10/11/2023) kemarin, berjalan sukses dan meriah mulai dari opening ceremony hingga jalannya pertandingan antara tuan rumah Indonesia menjamu Ekuador, yang berakhir dengan skor imbang 1-1.

Meski demikian, ada beberapa pendengar Radio Suara Surabaya (SS) yang menonton langsung di Stadion GBT menyampaikan keluhannya.

Mulai akses masuk venue, ketersediaan dan harga makanan/minuman yang dinilai terlalu mahal, hingga harus berjubel berebut shuttle bus yang sekarang jadi sorotan.

“Ada beberapa yang disorot untuk acara (pertandingan Piala Dunia U-17) tadi malam. Angkutan (shuttle bus) perlu diperbaiki. Penjual air minum juga kurang banyak di lokasi (Stadion GBT),” ucap Benny Priantono pendengar SS waktu mengudara.

“Saya salah naik shuttle, petunjuknya kurang. Harusnya ke Pondok Benowo Indah, lah kok sampe Ciwo (Ciputra World). Sekelas Piala Dunia menurut saya ada evaluasi terutama makanan, harganya mahal sekali, ote-ote Rp12 ribu loh. Beli minum juga rebutan,” sahut Muhammad Wahyudijono, pendengar SS lainnya.

“Saya agak kecewa seh dengan panitia pildun, saya beli tiket tribun east seat 13, tapi begitu saya masuk saya diarahkan ke timur katanya tempatnya dipakai telkomsel padahal kita sama” bayar (mungkin ya), tapi saya tidakk bisa menempati tempat yg seharusnya sdh saya bayar dan kita suruh geser agak deket gawang. Mestinya kita ditengah tapi akhirnya geser ketempat yg tidak saya kehendaki, sempat saya protes ke petugas katanya mereka hanya melaksanakan tugas,” tulis Arif pendengar SS lainnya lewat pesan singkat.

Menanggapi hal tersebut, Angga Prathana L.O.C Venue Security Safety Manager Piala Dunia U-17 yang juga memantau siaran Radio SS mengucapkan terimakasih atas segara masukan yang diberikan pendengar.

Dia mengakui memang ada keterlambatan pengangkutan penonton usai pertandingan. Tapi, berkat kolaborasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Kepolisian setempat, tidak ada yang sampai telantar tak dapat tumpangan shuttle bus untuk pulang.

“Saya cuma bisa bilang Alhamdulillah, sampai jam 12 malam sekian, dimana itu mereka masuk dari titik gate A, ke 13.000 orang itu terangkut semua.  Tapi memang apa yang disampaikan beberapa pendengar barusan, (seperti fasilitas tunggu) kurang gede (besar) dan lain sebagainya, itu memang jadi catatan di internal kita,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (11/11/2023) siang.

Sementara soal bubaran, pihak L.O.C transportasi dengan Dishub memastikan sudah memberikan pengarahan kepada penonton, supaya tidak ada penumpukan baik dari gate sampai ke titik penjemputan shuttle bus.

“Jadi memang dari 30 menit sebelum peluit panjang pertandingan selesai, (panitia) sudah bergerak. Security mengarahkan dari pintu, agar jangan ada kerumunan, barricade semua dibuka, ya kita belajar dari saudara-saudara kita yang ada di Malang seperti apa, flow-nya diatur, masa dipecah,” jelasnya,

“(Rombongan) santri itu sekitar 63 bus. Itu kita pecah tidak di shuttle, tidak melalui pintu E yang di area utara, kita buang ke indoor futsal. Karena kalau itu jadi satu, selesai sudah apa yang disampaikan pendengar soal terlantar terjadi,” ucapnya.

Oleh karenanya, seluruh kejadian semalam bisa jadi proses pembelajaran bahwa ada perbedaan antara pertandingan Liga 1 dengan pertandingan Piala Dunia.

Apalagi, kata Angga, FIFA selaku penyelenggara punya tim supervisi yang sangat ketat dan ikut terlibat langsung membackup dan berkoordinasi dengan L.O.C, baik dari dishub hingga kepolisian.

“Tim FIFA Security Officer involve terus, karena dia tau juga bahwa ini baru pertama di Indonesia. Tapi dia kebuka dan mengajak untuk belajar, dan alhamdulillah semua stakeholder yang terlibat kebuka untuk belajar,” ucapnya.

Sementara untuk ketersediaan makanan dan minuman, pihaknya juga sudah memiliki catatan internal. Menurutnya memang ada ketidaksiapan di storage barang, karena ada keterlambatan datang diakibatkan akses menuju Stadion GBT yang sudah ditutup.

“Cuma kalau soal harga mahal, mohon maaf Coca Cola Rp10 ribu sebetulnya masih masuk akal, air minum Ades juga nilai yang sama. Kalau dari luar kita cut memang karena di dalam ada kesepakatan dengan salah satu brand, jadi semua merek yang tidak dengan brand itu ya kita mohon maaf nggak boleh masuk untuk safety juga di stadion,” jelasnya.

“Kalau tumbler tidak, tapi kalau seorang ibu dengan bayi membawa apa namanya air hangat 100 mili untuk susu bayi, itu masih kita perbolehkan,” ungkapnya.

Terakhir Angga memastikan bakal ada evaluasi untuk pertandingan hari, Senin (13/11/2023) mendatang, waktu Indonesia melawan Panama.

“Kita sama-sama belajar, regulasi piala dunia beda dengan Liga 1. Jadi kita coba untuk skema yang FIFA lakukan, kita lakukan. Dan kami berharap penonton yang datang ke stadion commite juga. Semoga Indonesia lolos jadi juara,” tutupnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
28o
Kurs