Minggu, 5 Mei 2024

Ukir Sejarah di SEA Games, Henny Kapten Timnas Basket Incar Level Selanjutnya

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Henny Sutjiono pemain Timnas Basket Putri Indonesia saat menerima thropy juara SWBL dari Danny Kosasih di Surabaya. Foto: Dok/ Risky suarasurabaya.net

Momentum itu tidak akan pernah terlupakan seumur hidup Henny Sutjiono (29 tahun) saat berhasil mengantarkan Timnas Basket Putri Indonesia mengukir sejarah, pada Minggu, 14 Mei 2023 dengan meraih emas pertama kalinya dalam ajang SEA Games di Kamboja.

Henny merupakan kapten Timnas Basket Putri Indonesia. Ia cinta basket. Sejak duduk di bangku SMP kelas 3, perempuan berambut lurus dengan tubuh jangkung itu telah belajar mengolah si kulit bulat.

Ketekunan dan kesetiaannya akan olahraga bola besar itu, mengantarkannya bergabung dengan sebuah tim profesional setelah dirinya lulus dari SMA pada tahun 2011.

Bahkan, ketika ia melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan di Universitas Kristen Petra, dirinya tetap berkecimpung di dunia basket. Meskipun, di saat tertentu ia harus membagi waktu dengan terlebih dahulu fokus pada ujian kuliahnya.

“Dari kecil memang suka main panas-panasan. Sudah tomboy, suka main olahraga basket, sehingga jadi passion. Jadi setiap hari sudah terbiasa menjalani pekerjaan ini dari Senin sampai Sabtu, sebagai rutinitas juga. Jadi rasanya tidak seperti kerja, karena memang disukai basket,” kata Henny.

Ada sebuah ungkapan, pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi. Bisa jadi benar. Manusia pembuat sejarah bersama belasan atlet putri lainnya di bawah asuhan Sophie Lin Chi Wen dan Jully Wong itu, menjalani setiap tahap perjalanan dengan penuh suka.

Namun, bukan berarti perempuan kelahiran Surabaya, 2 Februari 1994 itu tidak menghadapi tantangan. Bagi kebanyakan orang, memang menjadi sosok yang mewakili lambang Garuda di kancah dunia adalah hal yang membanggakan. Tetapi harus kuat menjalani setiap prosesnya.

Henny mencatatkan riwayat panjang. Meskipun kemampuannya menonjol di skala sekolah. Tetapi saat masuk klub profesional ia merasakan atmosfer dan cara main yang sangat berbeda.

“Levelnya berbeda, cara pandang untuk melihat secara keseluruhan itu beda,” paparnya.

Berkat usahanya menyesuaikan cara main dengan tim senior dan menerima setiap bimbingan, perlahan ia mampu beradaptasi dan dipercaya mengikuti pertandingan basket bersama tim profesionalnya di setiap level pertandingan.

“Pada saat awal masuk itu, individualnya masih kurang, jadi memang berproses juga. Sampai saat ini, skillnya secara individu sudah lumayan matang, terus bagaimana juga menguatkan kegigihan,” paparnya.

Mulai tahun 2015, atlet lulusan SMAK Frateran Surabaya itu mendapat panggilan seleksi untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Tetapi, ia terpaksa mengundurkan diri karena harus menyelesaikan skripsi di semester akhir Program Pendidikan Teknik Sipil kuliahnya.

“Tahun itu waktu kuliah, tapi sempat ikut tim PON juga dan berhasil meraih perunggu,” ujarnya.

Memasuki tahun 2017, ia kembali mendapat panggilan masuk Timnas Indonesia berkat konsistensi permainannya. Mulai tahun itu juga, Henny menjadi langganan skuad Garuda untuk tampil pada ajang internasional.

Bersama Timnas, ia telah membantu Indonesia menggaet medali perunggu pada SEA Games 2017 di Malaysia dan 2019 di Filipina. Selain itu, pada tahun 2021 atlet Surabaya Fever itu juga menyumbangkan medali perak pada SEA Games Filipina. Dan puncaknya pada SEA Games 2023 Kamboja, penyandang ban kapten itu mampu mempersembahkan medali emas bersama rekan setim.

Selama menjalani pertandingan di kancah Asia Tenggara, ia mengaku banyak pengalaman yang didapat. “Kalau lawan paling berat selama dua tahun ini, Filipina. Karena mereka dua tahun berturut-turut berhasil mendapat emas,” ungkapnya.

Saat ini, ia mengaku sedang melakukan persiapan kembali untuk menatap pertandingan yang memiliki level lebih tinggi di atas SEA Games. Mulai dari mempelajari video hasil pertandingan hingga memecahkan serangan ketika lawan melalukan pertahanan.

Selain itu, juga memperkuat mental bertanding. “Agar bisa bertanding dengan bagus,” katanya.

Henny dan basket punya chemistry kuat. Tumbuh dan besar bersama si kulit bundar yang menjadi bagian dari hidupnya. Sehari-hari ia menghabiskan waktu dengan berlatih. Rutinitas itu menjadi napas permainannya. Dan dari basket, Henny mempraktikkan cara mengharumkan nama Indonesia. (ris/bil/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
24o
Kurs