Jumat, 17 Mei 2024
Setahun Pasca Terbunuhnya Kim Jong Nam

Malaysia Akan Buka Kembali Kedutaan di Korut

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia. Foto: Reuters

Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia mengatakan, bahwa Malaysia akan membuka kembali kedutaannya di Pyongyang, Korea Utara. Selain itu, ia juga menyarankan pengakhiran pertikaian diplomatik atas pembunuhan saudara laki-laki Kim Jong Un pemimpin Korea Utara di Kuala Lumpur yang terjadi pada 2017 lalu.

“Ya, kami akan membuka kembali kedutaan itu,” kata Mahathir dalam wawancara dengan Nikkei Asian Review, yang disiarkan pada Senin (11/6/2018), dalam perjalanannya ke Jepang.

Hubungan dekat Malaysia dengan Korea Utara merosot parah sesudah Kim Jong Nam terbunuh di Bandar Udara Kuala Lumpur pada Februari 2017. Adik dari Presiden Korea Utara itu terbunuh ketika dua wanita mengolesi wajahnya dengan senyawa saraf VX, yang saat didaftarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa terbukti sebagai senjata penghancur.

Selama persidangan, para wanita itu mengatakan tertipu untuk mempercayai bahwa mereka adalah bagian dari pertunjukan nyata dan tidak tahu bahwa mereka membawa racun.

Namun, dilansir dari Antara, Amerika Serikat dan Korea Selatan menyatakan bahwa pembunuhan itu diatur sendiri dari Pyongyang.

Sesudah kematian Kim Jong Nam, duta besar Korea Utara untuk Malaysia mempertanyakan keabsahan penyelidikan polisi dan bersikeras bahwa ia adalah warga biasa, yang meninggal karena serangan jantung.

Malaysia kemudian memanggil pulang duta besarnya untuk Korea Utara. Selain itu Malaysia juga melarang warganya bepergian ke Korea Utara dan membatalkan bebas visa masuk untuk warga Korea Utara.

Melihat reaksi pemerintahan Malaysia, Korea Utara membalas dengan pelarangan perjalanan untuk semua orang Malaysia di Pyongyang, serta menjebak tiga diplomat dan enam anggota keluarganya. Mereka diizinkan terbang keluar Korut, setelah Malaysia setuju menyerahkan mayat Kim Jong Nam dan mengirim tiga orang Korea Utara, yang dicari untuk diperiksa di Korea Utara.

Sehingga Kedutaan Malaysia di Pyongyang resmi tanpa petugas sejak April tahun lalu. Disisi lain, pemerintah juga mempertimbangkan penutupan tetap dan memindahkan layanannya ke perwakilannya di Beijing.

Dalam wawancara diterbitkan sehari sebelum temu puncak Kim Jong Un dengan Donald Trump Presiden Amerika Serikat di Singapura, Mahathir mengatakan berharap kedua pihak siap memberi alasan.

“Korea Utara berhak memiliki kepentingan sebanyak Amerika Serikat memiliki kepentingannya untuk perundingan apa pun. Kita seharusnya tidak ragu. Ketika curiga, lalu Anda tidak bisa bekerja dengan orang lain,” kata Mahathir.(ant/tna/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
29o
Kurs