Jumat, 19 April 2024

PPKN Desak KH Ma’ruf Amin Letakkan Jabatan Rais Aam PBNU

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Choirul Anam Ketua PPKN (tengah). Foto: Istimewa

Terpilihnya Rais Aam PBNU, Prof Dr KH. Ma’ruf Amin sebagai Cawapres pendamping Capres Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019, menjadi perhatian serius kalangan Pengurus Besar Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah (PB PPKN).

Menurut Drs H Choirul Anam Ketua Dewan Penasehat PB PPKN, mengimbau kepada al-mukarram Kiai Ma ruf Amin selaku tokoh ulama yang paling faham dan mengerti qunun asası segera menyelesaikan (atau menyerahkan) jabatan Rais Aam kepada Wakil Rais Aam, dan/atau memanggil musyawarah ulama NU untuk mengisi jabatan Rais Aam sesuai aturan yang ada dalam AD/ART NU.

Langkah ini perlu segera dilakukan demi menjaga ketenangan dan keutuhan nahdliyin, serta terjaganya orisinalitas wasiat al-maghfur lahum para ulama sepuh yang telah berjuang keras membawa NU kembali ke khitthah 1926.

“Kami berharap pengganti rais aam adalah kiai yang memiliki daya juang dan bisa menyelamatkan NU serta bisa menjadi penyambung suara langit,” kata Cak Anam saat menggelar konferensi pers di Surabaya Minggu (12/8/2018).

Karena dari sisi tata-nilai dan qonun asasi, posisi Rais Aam adalah jabatan tertinggi di lingkungan NU sekaligus amanah yang harus ditunaikan dalam masa khitmad tertentu. Sebelum memangkunya, diikat terlebih dulu dengan ikrar, janjı dan bai’at serta dibalut kontrak jam’iyah, yang tidak boleh dikonversi langsung maupun tidak langsung dengan jabatan politik apapun.

Tetapı faktanya, Kıai Ma’ruf telah melibatkan diri dalam jabatan politik praktis yang membelah pandangan nahdliyın menjadi dua satu kelompok menganggapnya sebagai berkah dan nikmat yang patut disyukuri. Namun di sisi lain menerima sebagai musibah yang mengancam terpecahnya ukhwah nahdliyah.

Selain itu, lanjut Cak Anam, sebaiknya Kiai Ma’ruf Amin tidak perlu mengajak atau menganjurkan warya NU yang telah dewasa dalam menentukan pilihan politiknya kepada beberapa partai politık. Bahkan telah banyak kader NU yang membangun karier di beberapa partai politik, untuk diajak kembali ke PKB.

“Ajakan Kiai Ma’ruf itu, akan menimbulkan goncangan dan kesan kuarang baik. Bahkan, bisa jadi, Kiai Ma’ruf akan distigma tidak amanah dalam membawa misi pendahulunya, terutama para muassis NU,” tegas mantan ketua PW GP Ansor Jatim ini berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Senada, Ali Azhar Ketua PB PPKN menambahkan bahwa partai yang pernah dilahirkan NU itu bukan hanya PKB tetapi juga PPP. Bahkan dengan adanya Khittah NU sekarang ini kader-kader NU tersebar di hampir semua partai yang ada saat ini sehingga pernyataan rais aam itu bisa menyakiti umat dan parpol-parpol lain.

“Cak Imin harusnya sadar tak bawa NU demi kepentingan PKB. PB PPKN siap berhadapan dengan PKB demi menyelamatkan Khittah NU sebab kalau dibiarkan NU bisa tergilas dengan ormas lain bahkan tak ada lagi kader NU yang militan sehingga lambat laun NU ditinggalkan umatnya, Naudzubillahi Min Dzalik,” jelas Ali Azhar.(bid/tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
33o
Kurs