Rabu, 24 April 2024

Koalisi Indonesia Bersatu Belum Capai Kesepakatan Capres untuk Pemilu 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Airlangga Hartarto Ketum Golkar memberikan keterangan bersama Zulkifli Hasan Ketum PAN, dan Suharso Monoarfa Ketum PPP, usai mendaftar sebagai calon peserta Pemilu 2024, Rabu (10/8/2022). Foto: Farid suarasurabaya.net

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)sampai sekarang belum mengumumkan sosok kandidat calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu 2024.

Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar mengatakan,pengumuman nama capres dari KIB hanya soal waktu.

Menurutnya, KIB masih fokus membantu Joko Widodo Presiden menyelesaikan tugas di pemerintahan sampai 2024.

“KIB menghormati Bapak Presiden Jokowi. Kami mengistilahkan seperti ada kerikil di sepatu kalau terlalu banyak capres yang diumumkan sebelum waktunya,” ujarnya di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Emrus Sihombing pengamat komunikasi politik menilai fokus membantu Kabinet Indonesia Maju bukan satu-satunya alasan koalisi yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum mendeklarasikan nama capres.

“Alasan itu cuma salah satunya, tapi bukan satu-satunya,” ucapnya kepada wartawan, Jumat (21/10/2022), di Jakarta.

Alasan lainnya yang lebih masuk akal, lanjut Emrus, ketiga partai KIB belum satu suara terkait nama capres yang akan didukung dalam Pilpres 2024.

“Menurut pandangan saya, belum ada suatu kesepakatan yang definitif antartiga anggota koalisi,” sebutnya.

Komunikolog itu melanjutkan, proses penentuan capres oleh partai atau gabungan partai (koalisi) lazimnya didahului dengan berbagai kesepakatan.

“Sebelum itu diputuskan, banyak hal yang perlu dibicarakan. Misalnya biaya politik, kalau menang siapa dapat apa? Itu sudah dibicarakan di belakang panggung. Lalu, kepentingan politik apa yang diinginkan masing-masing partai?” ungkapnya.

Dosen Universitas Pelita Harapan itu bilang, pembicaraan di internal KIB belum mencapai titik temu dan belum mencapai kata sepakat. Sehingga, KIB belum mendeklarasikan nama capres.

“Karena belum ada titik temu antara lain itu, makanya belum dideklarasikan. Nah, jadi tidak sekadar hanya ingin mensukseskan pemerintahan Pak Jokowi yang kurang dua tahun lagi,” pungkasnya.

Sementara itu, Suko Widodo Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga menyatakan, sikap KIB sejauh ini menunggu Jokowi karena ingin mendapatkan Jokowi Effect dan main aman.

“Tampak KIB ini dalam pandangan publik terlihat justru merujuk pada Pak Jokowi. Mungkin dari aspek pengaruh, karena Pak Jokowi ada pengaruh dominan di masyarakat. KIB sifatnya main aman. Selain itu, mereka menilai di bawah kepemimpinan Pak Jokowi ekonomi nasional stabil. Dua hal itu yang menurut saya jadi alasan KIB menjadikan Pak Jokowi sebagai rujukan,” paparnya.

Terkait figur capres dan cawapres, Suko Widodo bilang KIB tidak akan terburu-buru menentukan calon. Dia yakin KIB akan mengusung figur yang memiliki peluang besar menang.

“Perkembangan KIB akan menempel pada siapa kandidat yang punya peluang lebih tinggi sebagai presiden. Misal Pak Prabowo tinggi, mungkin akan ke sana. Kalau NasDem dengan Anies yang tinggi, mungkin akan ke sana. Begitu juga dengan PDIP, itu karakter partai yang ingin berada di zona nyaman dan aman dan meraih suara,” pungkasnya.(rid/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
26o
Kurs