Jumat, 19 April 2024

Komisi VIII Usir Sekjen Kemensos dalam Rapat, Risma Siap Bersimpuh Minta Maaf

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Tri Rismaharini Menteri Sosial dan jajarannya saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Foto: Tangkapan layar YouTube Komisi VIII DPR RI Channel

Komisi VIII DPR RI menggelar rapat kerja dengan Tri Rismaharini Menteri Sosial dan jajarannya di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Sebelum rapat kerja dimulai, Komisi VIII protes terhadap tindakan Harry Hikmat Sekjen Kemensos yang dianggap mempunyai komunikasi buruk kepada Ace Hasan Syadzily Wakil Ketua Komisi VIII.

Di depan Risma, Komisi VIII menceritakan apa yang dilakukan Harry Hikmat terhadap Ace Hasan Syadzily adalah sikap yang tidak pantas. Harry menuding Ace sinis dan berburuk sangka saat berkomunikasi. Padahal Komisi VIII melakukan fungsi pengawasan saat meminta informasi kepada Sekjen Kemensos terkait kegiatan Mensos di dapilnya ketika melakukan kunjungan kerja. Bahkan, Ace juga tidak diberitahu saat Mensos berkunjung di dapilnya, padahal sudah ada kesepakatan jika ada kunjungan akan diberitahu sebagai mitra kerja.

Muhammad Ali Ridho anggota Komisi VIII menilai kalau tindakan Sekjen Kemensos adalah tidak pantas dan komunikasinya buruk.

“Jadi apa yang tadi diceritakan, buat saya ada komunikasi buruk yang dilakukan oleh saudara sekjen kepada pimpinan kami yang menurut saya itu adalah offside. Supaya tidak membuang waktu, maka saya usulkan kalau rapat ini akan dilanjutkan, saya minta saudara Sekjen untuk meninggalkan ruangan ini. Atau kalau rapat ini akan terus dilanjutkan dengan ada Pak Sekjen, saya akan keluar dari ruangan ini,” tegas Ali Ridho.

Menyikapi protes yang dilakukan Komisi VIII, Risma menegaskan kalau di mana pun yang salah adalah jendral, bukan kopral. Dan di Kemensos, Risma mengaku dialah jenderalnya, sehingga atas nama siapapun di Kemensos, Risma meminta maaf.

Bahkan Risma siap duduk di bawah di depan pimpinan dan anggota Komisi VIII, untuk menyampaikan permohonan maafnya. Risma juga minta kepada Sekjen Kemensos turut minta maaf kepada Komisi VIII.

“Karena itu saya atas nama siapa pun di Kementerian Sosial minta maaf. Pak Sekjen ya nanti juga minta minta maaf kalau memang harus keluar.tapi Pak sekjen harus minta maaf. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dengan cara apapun akan saya lakukan, kalau memang saya harus berada di tempat Pak Ace dan saya duduk di bawah saya akan lakukan boleh saya buktikan,” ujar Risma.

Risma kemudian berdiri dan akan duduk di bawah tapi kemudian dicegah seluruh anggota Komisi VIII.

“Tidak Bu, tidak usah Bu Menteri, jangan Bu, tidak usah Bu,” teriak pimpinan dan anggota Komisi VIII.

Risma mengaku kalau belakangan ini Kemensos memang sedang sibuk dan tegang karena mengurusi masalah PPKM maupun bencana alam.

“Saat itu memang suasana di kami tegang sekali karena kami harus mengurusi PPKM maupun bansos, juga kemiskinan ekstrem,” jelasnya.

Yandri Susanto Ketua Komisi VIII menjelaskan kalau persoalan ini bukan persoalan pribadi antara Ace Hasan Syadzily dengan Sekjen Kemensos. Tetapi merupakan masalah kemitraan antar lembaga.

Sementara Ace Hasan Syadzily Wakil Ketua Komisi VIII menjelaskan kalau secara pribadi tidak pernah marah-marah kepada mitra kerja.

“Secara pribadi tidak ada masalah, mana ada saya pernah marah-marah baik sebelum ibu jadi menteri. Saya nggak pernah bu marahin orang, Demi Allah saya tidak pernah. Saya tidak pernah sinis. Tugas DPR itu adalah mengawasi, tapi kalau cara mengawasi dianggap sebuah sinis buat apa fungsi DPR?” kata Ace.

“Saya terus terang saja bu, ketika ibu ke dapil saya lalu tidak memberitahu kami, padahal itu sudah kesepakatan kita bersama bahwa dalam setiap kali ibu menteri ke dapil setidaknya diberitahu. Dan ibu mengatakan kalau itu yang ngatur adalah Sekjen. Memang Sekjen waktu itu telah minta maaf, tapi setelah itu nyerocos bu, bilang apa salahku dan itu sinis bahwa saya diundang Kementerian Sosial tidak pernah datang. Apa urusannya kalau seperti itu,” imbuhnya.

Kepada Mensos, Ace menegaskan kalau kejadian ini bagi dirinya bukan masalah. Tetapi yang paling penting adalah menjaga Marwah masing-masing lembaga menjalankan fungsi dan menjaga keseimbangan.

“Tetapi yang paling penting bagaimana kita bisa menjaga Marwah kita masing-masing, menjaga fungsi kita masing-masing, menjaga bagaimana keseimbangan di dalam konteks check and balances,” ujar Ace.

Dia menilai sikap Sekjen Kemensos bahkan seperti menantang Komisi VIII saat itu.

“Bahkan sikap sekjen itu sampai seperti nantangin. Jadi karena itu ibu dengan segala hormat, secara pribadi saya tidak ada masalah dengan ibu, secara kelembagaan saya tidak ada masalah, tetapi ini kan soal bagaimana kita membangun sinergi membangun kemitraan,” kata Ace.

“Jangan merasa bahwa apa yang kita lakukan ini bagian dari upaya kita untuk ingin dihargai, tidak. Kami hanya menjalankan fungsi kami. Jangan anggap sikap kritis kami sebagai sinis, jangan dianggap apa yang dilakukan kami itu adalah bagian dari perburukan sangka. Tugas kami adalah mengawasi,” tegasnya.

Setelah Ace Hasan Syadzily menceritakan kronologis permasalahan, akhirnya Harry Hikmat Sekjen Kemensos meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Sebelum keluar dari ruang rapat, Harry mendatangi pimpinan Komisi VIII di antaranya ke Ace Hasan, kemudian menyalami dan mengucapkan permintaan maaf, sekaligus membungkukan badan ke semua anggota Komisi VIII sebagai simbol permintaan maaf juga.

“Saya tidak bermaksud apa-apa. Secara pribadi saya sangat menyesal terhadap apa yang sudah saya lakukan, terhadap apa yang sudah saya komunikasikan dengan pak Ace sebagai pimpinan Komisi VIII. Jadi saya, Bismillahirrohmanirrohim secara jujur dari hati yang paling dalam saya mohon maaf atas apa yang sudah saya lakukan, apa yang sudah saya komunikasikan kepada Pak Ace. Dan juga saya mohon maaf atas nama Sekjen yang secara hubungan kelembagaan mungkin sangat berpengaruh sampai seperti hari ini. Terus terang ini suatu pelajaran yang sangat penting buat saya dan kalau boleh saya minta maaf kepada ibu Menteri Sosial karena apa yang sudah saya lakukan justru telah membebani ibu yang seharusnya sebagai staf memberikan kemudahan dan keringanan terhadap apa yang ibu lakukan selama ini. Dan kalau misalkan saya masih diberi kesempatan, saya akan berusaha keras untuk betul-betul melaksanakan tugas yang ibu sampaikan, menjadi mediator antara pimpinan dan seluruh anggota Komisi VIII, dengan apa yang akan dilakukan dalam konteks tugas-tugas sebagai Menteri Sosial. Dan kalau betul saya ini perlu keluar dan saya siap, saya izin ibu menteri,” kata Harry.(faz/iss)

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs