Jumat, 19 April 2024

Pengamat: Potensi Koalisi Gerindra-NasDem pada Pilpres 2024 Relatif Kecil

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Prabowo Subianto Ketum Gerindra bertemu Surya Paloh Ketum Partai NasDem, Rabu (1/6/2022), di NasDem Tower, Jakarta. Foto: Antara

Ahmad Khoirul Umam Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) mengatakan, pertemuan Surya Paloh Ketua Umum Partai NasDem dengan Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra ada kaitannya dengan persiapan menghadapi Pemilu 2024.

Menurutnya, penjajakan koalisi menuju kontestasi politik tahun 2024 akan makin intensif.

“Pertemuan Pak Prabowo dengan Pak Surya Paloh jelas bukan pertemuan seremonial. Besar kemungkinan terkait penjajakan koalisi menuju 2024,” ujarnya di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Walau begitu, Umam menilai potensi koalisi NasDem dengan Gerindra relatif kecil. Karena, kedua pemimpin partai itu memiliki cara pandang dan model pendekatan yang jauh berbeda dalam landasan berpolitik.

“Memang dari awal secara basis politik kebangsaan Pak Surya Paloh dan Pak Prabowo itu cukup berbeda. Saya pikir pelajaran dari Pilpres 2019 di mana salah satu elemen menggunakan eksploitasi politik identitas yang begitu akut dan menciptakan polarisasi yang demikian luar biasa. Posisi dari Pak Paloh cukup jelas untuk menentang praktik-praktik politik semacam itu,” ungkapnya.

Terkait peluang pasangan Prabowo dengan Puan Maharani seperti yang banyak disebut elite PDI Perjuangan, menurut Umam cukup kompetitif kalau itu terwujud.

“Saya pikir Prabowo-Puan menjadi opsi yang cukup baik. Walau pun itu memungkinkan terjadinya trade off. Potensi trade off itu bisa plus minus. Tetapi kalau bicara disiplin, saya pikir infrastruktur partai dan posisi di kekuasaan dengan back up dari the ruling power cukup menjanjikan dan kompetitif,” katanya.

Lebih lanjut, Umam menyebut ada syarat yang harus dipenuhi supaya Prabowo-Puan mampu bersaing dengan pasangan lain dalam kontestasi Pilpres 2024.

Trade off harus diwujudkan dalam bentuk komitmen dan visi koalisi yang sama antara PDI Perjuangan dan Gerindra. Di saat yang sama, optimalisasi infrastruktur politik lewat mesin partai politik harus betul-betul harus dioptimalkan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sejumlah nama tokoh sudah sering disebut akan berpasangan sebagai Capres dan Cawapres di Pemilu 2024.

Gerindra sudah mantap akan mencalonkan Prabowo Subianto lagi. Sementara PDI Perjuangan masih menunggu perkembangan.

“Mengingat tahapan pemilu cukup lama, dan setelah itu baru kami kristalkan seluruh konsepsi kerja sama untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP beberapa waktu lalu.

Di internal PDI Perjuangan, ada dua nama yang potensial diusung sebagai capres/cawapres, yaitu Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Berdasarkan data survei Indikator Politik Indonesia, baik Puan mau pun Ganjar elektabilitasnya masih di bawah 80 persen.

Sementara itu, Bawono Kumoro peneliti dari Indikator Politik Indonesia memaknai kunjungan Prabowo Subianto ke NasDem Tower, Rabu (1/6/2022), selain safari politik, sekaligus mencari calon wakil presiden yang bisa digandeng untuk Pilpres 2024.

Apalagi, lanjut Bowo, NasDem akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) yang salah satu agendanya menyerap usulan kandidat capres/cawpres dari kader NasDem di daerah.

Pada Rakernas 15-17 Juni mendatang, Nasdem rencananya menyerahkan tiga nama calon presiden ke Surya Paloh, dan harapannya Prabowo bisa mendapat wakil dari situ.(rid/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs