Senin, 6 Mei 2024

Mafindo: Kasus Hoaks di Trimester Pertama 2023 Tercatat Didominasi Tema Politik

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Linda Salma Anggraeni anggota Komite Litbang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) saat memaparkan materinya di Litbag Talk Release Pemetaan Hoaxs Mafindo 2023 melalui Zoom Meeting, pada Rabu (3/5/2023). Foto: Tangkapan layar Zoom Meeting

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat dalam trimester pertama tahun 2023, jumlah temuan hoaks di Indonesia didominasi oleh tema politik.

Linda Salma Anggraeni anggota Komite Litbang Mafindo menyatakan, seluruh jumlah hoaks pada trimester pertama tahun ini tercatat sebanyak 664 temuan.

“Pada tiga bulan pertama 2023, tema politik terdapat 233 temuan, mendominasi tema-tema lainnya hampir tiga sampai empat kalinya tema lain,” paparnya dalam “Litbang Talk Release Pemetaan Hoaks Mafindo 2023” melalui Zoom Meeting, Rabu (3/5/2023).

Tabel pemaparan dalam Litbang Talk Release Pemetaan Hoaks Mafindo 2023. Foto: Tangkapan layar Zoom Meeting

Setelah tema politik, ia menyebut temuan hoaks disusul oleh tema urusan pribadi, kriminalitas, kesehatan dan berita duka, yang pada awal tahun 2023 ini menjadi tren lima besar.

“Cukup berbeda dengan tahun 2022 dimana selain tema politik dan kesehatan yang muncul, terdapat juga tema lain-lain dan peristiwa unik,” ujarnya.

Dalam seluruh temuan tema hoaks tersebut, kombinasi antara teks, gambar dan video atau campuran sangat mendominasi di trimester pertama tahun ini, yakni dengan jumlah 603 temuan.

Kemudian, disusul dengan narasi atau teks 37 temuan, video atau audio 15 temuan, graphic image delapan temuan, dan foto satu temuan.

“Hal ini menunjukkan penggunaan infomasi visual menjadi kekuatan bagi pembuat hoaks untuk menyampaikan klaimnya mereka,” ucapnya.

Sementara untuk saluran penyebaran hoaks, ia menyebut pada trimester pertama tahun ini ada lima yang paling banyak, yakni melalui Facebook dengan 218 temuan, Youtube 214 temuan, Twitter 93 temuan, Tiktok 49 temuan, dan WhatsApp 48 temuan.

“Kenaikan cukup signifikan terjadi pada youtube bila dibandingkan dengan tahun 2022. Hal ini dapat menguatkan bahwa penggunaan infomasi visual menjadi andalan untuk menyampaikan hoaks,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa pemetaan yang dilakukan untuk mengetahui tren hoaks dari bulan ke bulan, berdasarkan sembilan domain. Yakni tema, tipe, miss atau disinformasi, alat, saluran tipe, narasi, tindak lanjut, bukti klaim, latar dan pihak tiruan.

Kemudian, pemetaan dilakukan menggunakan quantitative content analysis, dan metode analisis yang digunakan yakni double loop.

Adapun first loop instrument dibuat berdasarkan emergent coding dan second loop instrument disesuaikan dengan prespektif lain yang muncul berdasarkan critical review dan emergent variables.

Sementara objek yang diteliti yakni hoaks yang telah diverifikasi oleh tim pemeriksa fakta Mafindo pada trimester pertama tahun ini. (ris/bil/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
29o
Kurs