Jumat, 19 April 2024

Menjelang Pemilu 2024, Pengamat Menyarankan KIB Lebih Terbuka dengan Sejumlah Opsi Koalisi

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Suharso Monoarfa Kepala Bappenas berkumpul bersama Prabowo Subianto Menteri Pertahanan, dan Airlangga Hartarto Menko Perekonomian usai rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta. Foto: Istimewa

Sejumlah partai politik (parpol) berupaya mengajak Partai Golkar bergabung bersama koalisinya menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) salah satu yang terang-terangan mengajak Golkar bergabung bersama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Gerindra.

Padahal, Golkar sudah ada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Ujang Komaruddin Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia menilai Golkar menarik minat parpol lain karena pengalamannya di pentas politik Tanah Air.

“Tentu itu berdampak positif bagi Golkar, karena dianggap partai yang seksi, partai yang bagus, partai yang terbuka untuk semua kekuatan partai politik lain, termasuk partai-partai yang bisa dibilang oposisi dengan pemerintah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Walau sudah bergabung dengan KIB, Partai Golkar masih terbuka dan bisa diterima kelompok parpol lain.

Menurut Ujang, tawaran dari berbagai koalisi tidak akan menggangu soliditas Golkar di KIB selama masih bisa dibicarakan dengan anggota koalisi.

“Yang harus dilakukan tentu komunikasi antara sesama partai KIB yaitu Golkar, PAN dan PPP. Tentu bukan persoalan kalau benar sudah dikomunikasikan, sudah dimusyawarahkan, sudah saling tahu, terkait dengan kedatangan partai politik lain ke Golkar,” ungkapnya.

Sementara itu, Herry Mendrofa Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) menilai peluang kandidasi Airlangga Hartarto sama-sama kuat kalau disandingkan dengan Anies Baswedan atau Prabowo Subianto.

“Tergantung kesepakatan koalisi. Kalau tercipta NasDem dan Golkar, saya kira Anies Baswedan dan Airlangga Hartarto menjadi capres-cawapres alternatif, bisa menjadi preferensi di koalisi tersebut,” ungkapnya.

Sedangkan kalau koalisi yang terbentuk Gerindra dan Golkar, sosok Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto bisa menjadi pilihan.

“Beda halnya kalau yang tercipta koalisi Gerindra, Golkar dan beberapa parpol lain. Pasti pilihannya Pak Prabowo ataupun Pak Airlangga,” tambahnya.

Herry menilai, kedua wacana tersebut sama-sama berpeluang terwujud, mengingat Gerindra dan NasDem mempunyai kemiripan dengan Golkar. Prabowo Subianto pernah di Golkar, begitu juga Surya Paloh.

“Kalau kedekatan, sama-sama dekat. Baik Gerindra mau pun NasDem itu DNA kadernya, pasti hampir mirip dengan Golkar,” timpalnya.

Dia melanjutkan, yang menjadi faktor penentu adalah kesepakatan antarparpol, kerja mesin politik, kader, dan relawan.

“Karena mereka harus menghitung juga siapa yang berpeluang. Per hari ini sama-sama berpeluang, baik Prabowo maubpun Anies selalu bertengger di tiga besar hasil survei nasional,” pungkasnya.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
33o
Kurs