Jumat, 3 Mei 2024

Menyelamatkan Sejarah di Balik Pagar Kawat Berduri

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Sosialisasi dan pemutaran film Pagar Kawat Berduri di CGV BG Junction Surabaya, Selasa (11/9/2018). Foto: Ika suarasurabaya.net

Lima puluh tujuh tahun yang lalu, sebuah film berlatar masa revolusi dilarang tayang di layar lebar Indonesia. Salah satu tokoh dalam film berjudul Pagar Kawat Berduri itu dituding dapat menumbuhkan empati pada Belanda. Bangsa yang tercatat pernah menduduki Indonesia sekitar 350 tahun lamanya.

Dengan mempertimbangkan kandungan nilai budaya sejarah dan nasionalisme, Pemerintah Indonesia melalui Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk merestorasi film berdurasi 126 menit tersebut.

Gulungan-gulungan pita seluloid yang sudah tak lagi utuh, mulai diperbaiki dengan hati-hati secara fisik maupun digital. Sayangnya, sampai hari ini gulungan yang berisi rekaman pertama film Pagar Kawat Berduri belum bisa ditemukan.

Setelah proses restorasi selama bertahun-tahun, versi digital film non profit ini akhirnya bisa ditonton sekitar seratus orang yang terdiri dari masyarakat umum, siswa sekolah menengah, komunitas, dan media.

Pusbang Film bekerja sama dengan komunitas Independen Film Surabaya (Infis) menggelar sosialisasi dan pemutaran film hasil restorasi tersebut di CGV BG Junction Surabaya, Selasa (11/9/2018).

Sanggupri Kepala Bidang Apresiasi dan Tenaga Perfilman Pusbangfilm saat membuka acara tersebut mengatakan, bahwa masih banyak film layar lebar yang menunggu untuk direstorasi.

“Restorasi dan digitalisasi adalah program prioritas pemerintah untuk menyelamatkan warisan film lama. Dalam film ada memori kolektif tentang sejarah dan budaya masa lalu bangsa kita,” katanya.

Film Pagar Kawat Berduri adalah film kedua yang telah selesai diretorasi pemerintah. Film pertama yang direstorasi adalah Darah dan Doa. Film ini adalah pertama yang diproduksi Indonesia. Syuting pertamanya pada tanggal 30 Maret 1955 dirayakan Hari Film Nasional.

Pada dasarnya Pagar Kawat Berduri berkisah tentang konflik yang terjadi di antara para pejuang revolusi, khususnya pilihan strategi komunikasi dengan Belanda, untuk melarikan diri dari camp tahanan.(iss/ang)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
32o
Kurs