Senin, 6 Mei 2024

Tantrum pada Orang Dewasa Dipicu Kecemasan Berlebih dan Kemarahan yang Terpendam

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi orang dengan emosi yang memilih untuk diam. Foto: Pixabay

Tantrum atau ledakan kemarahan yang tidak terkendali yang identik dengan anak usia tiga sampai lima tahun, ternyata juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Basilia Subiyanti Psikolog Klinis kepada Radio Suara Surabaya mengatakan, Tantrum orang dewasa biasanya dipicu ledakan kemarahan yang terakumulasi dari pressure (tekanan), hingga permasalahan yang menumpuk.

“Tantrum pada orang dewasa ada tiga jenis. Pertama, biasanya (kalau marah) diam, ini kebanyakan terjadi kepada hubungan sebuah pasangan. Kedua, ada yang merengek sampai berteriak-teriak, dan yang ketiga paling parah kalau marah semua (barang) dibanting atau dilempari,” ujarnya, Minggu (12/3/2023).

Pemilik Biro Psikologi Karakter itu menjelaskan, orang dewasa yang mengalami Tantrum jenis ketiga harus sesegera mungkin dicek/konsultasikan dengan psikiater/tenaga profesional.

“Kalo orang dewasa, kami perlu cek apakah dia tidak sehat secara mental? Atau bisa jadi ada gangguan kecemasan secara berlebihan yang berpengaruh pada kepribadiannya,” ungkapnya.

Untuk menghindari terjadinya Tantrum, Basillia menyarankan supaya lebih sering bercerita kepada orang sekitar tentang permasalahan/kecemasan yang dialami.

Kemudian, bisa juga menyalurkan emosi terpendam dengan cara-cara tertentu. Menurutnya, marah yang tidak tersalurkan hingga menumpuk bisa jadi bom waktu yang meledak sewaktu-waktu.

“Disalurkan ke hobi seperti menulis, atau olahraga. Bahkan mungkin ke pantai terus berteriak itu bisa, karena ada tempatnya. Beda kalau di tempat umum yang ramai karena bisa mengganggu,” terangnya.

Dia juga menyarankan agar penyaluran marah sebisa mungkin tidak dilakukan di depan anak, karena bisa menyebabkan trauma.

“Semisal kalau kita marah menyobek baju dan sebagainya di depan anak, apalagi dilakukan di tempat umum. Pasti ada rasa traumatic si anak,” tegasnya.

Terakhir, Basilia juga menjelaskan kalau sewaktu-waktu bertemu orang yang sedang marah diberi tempat dan waktu.

“Baru kalau sudah tenang kondisinya, kita ajak ngobrol dan beri saran yang positif,” pungkasnya.(bil/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
32o
Kurs