Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp11.524 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.519 per dolar AS.
“Laju nilai tukar rupiah cenderung bergerak mendatar, tampaknya laju mata uang domestik itu baru merespon perlambatan ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh sebesar 5,21 persen pada kuartal I 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 5,78 persen,” ujar Reza Priyambada Kepala Riset Trust Securties di Jakarta, Rabu (7/5/2014), seperti dilansir Antara.
Dari eksternal, lanjut dia, sebagian pelaku pasar cenderung menghindari aset berisiko setelah beberapa data ekonomi Tiongkok seperti indeks manufaktur yang dirilis pada awal pekan ini diluar ekspektasi pasar.
Ia menambahkan bahwa optimisme pasar kembali akan diuji pada pekan ini, pemerintah Tiongkok akan merilis data perdagangan dan inflasi guna memberikan petunjuk apakah data tersebut mampu meredam kecemasan isu perlambatan.
Kendati demikian, kata Reza Priyambada, mata uang euro dan poundsterling Inggris yang terapresiasi terhadap dolar AS seiring dengan meningkatnya indeks manufaktur di sejumlah negara-negara Euro dapat memberikan sentimen positif bagi kinerja ekspor Indonesia sehingga dapat mendorong rupiah kembali ke area positif.
Sementara itu Zulfirman Basir Analis Monex Investindo Futures mengatakan bahwa optimisme menjelang pemilu Presiden 2014 masih dapat memberikan topangan bagi mata uang rupiah.
Menurut dia, euforia pemilu masih akan terjaga sehingga psikologis investor tidak dilanda kecemasan untuk berinvestasi di dalam negeri.(ant/ipg)
Teks Foto:
– Ilustrasi