Sabtu, 5 Juli 2025

Tragedi Mina Diduga Akibat Penumpukkan Jamaah

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Sebagian jemaah haji melakukan jumroh sejak subuh ketika di Mina belum terlalu padat. Foto: AP

Fahri Hamzah Wakil Ketua DPR yang juga ikut berhaji tahun ini mengatakan, secara kronologis, tragedi Mina kemungkinan terjadi akibat penumpukan yang seolah tidak diatur dan tidak bisa dihindari dalam menjalankan setiap prosesi ibadah haji.

Hanya prosesi wukuf di Arofah yang disepakati sebagai titik dimana seluruh jamaah haji dari seluruh negara dan mazhab berada di padang Arofah pada tanggal 9 dzulhijjah (Rabu, 23 September 2015).

“Maka selanjutnya, apa yang terjadi setelah Arofah tidak diatur regulasinya, tidak dikomunikasikan secara ketat dan diserahkan pada masing-masing negara dan bahkan masing-masing jamaah,” ujar Fahri yang juga ketua tim pengawas haji dalam keterangannya, Kamis (24/9/2015).

Akibatnya, kata Fahri, berbondong-bondonglah jamaah yang ingin segera menuntaskan rukun dan wajib haji ke Mina untuk melontarkan jumroh pada saat yang sama. Inilah yang terjadi pada jalur musibah itu.

Menurut Fahri, dapat dipastikan bahwa yang menjadi korban adalah mereka yang memutuskan untuk berangkat melontarkan sehabis subuh karena kejadiannya sekitar pukul 09.00 waktu Mina. Padahal di Masjidil Haram jam yang sama ada sholat Ied al Adha.

Memang pemerintah Saudi sudah membangun banyak jalur setelah kejadian Mina yang menelan korban hampir 1500 orang tahun 1990. Tetapi, rasanya pergerakan jamaah masih sangat tidak terkendali dan juga tidak terfasilitasi.

Setelah tragedi jatuhnya crane dan tragedi Mina yang berulang, maka selayaknya Indonesia mengambil inisiatif untuk mendesak Pemerintah Saudi agar membicarakan penyelenggaraan haji secara bersama-sama.

“Memang korban di pihak Indonesia dikabarkan hampir tidak ada karena tragedi ini bukan di jalur jamaah Indonesia. Tetapi, sebagai negara dengan jumlah jamaah terbesar kita patut menjadi pelopor perbincangan ini,” paparnya.

Fahri mengapresiasi bahwa Amirul Haj dan Menteri Agama Indonesia yang cukup berani menyentil Pemerintah Saudi dalam sambutan menjelang wukuf kemarin, tentu harus diteruskan.

Menteri Agama kemarin menyatakan bahwa Saudi harusnya bisa membangun fasilitas yang lebih baik bagi jamaah karena Saudi punya segala kemampuan untuk itu. Hal ini agar tragedi yang berulang ini tidak boleh dianggap sebagai bagian dari haji. Padahal ini adalah musibah yang harus dihindari.

Fahri mengaku pihak amirul haj terus berkordinasi dengan rumah sakit setempat untuk mengidentifikasi korban dari pihak Indonesia.

“Kami berharap Masyarakat tetap tenang, sebab tragedi ini memang tidak terjadi di jalur Indonesia, Semoga tidak ada korban dari pihak Indonesia di luar satu nama yang disebutkan oleh pihak Kementerian Luar Negeri kita,” pungkasnya.(faz/iss)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 5 Juli 2025
29o
Kurs