Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) pada, Rabu (26/11/2025) waktu setempat, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mengundang Afrika Selatan (Afsel) untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Miami, Florida tahun depan.
“Atas arahan saya, Afsel tidak akan menerima undangan ke G20 2026, yang akan diselenggarakan di Kota Besar Miami, Florida, tahun depan,” tulis Trump di platform media sosial miliknya, Truth Social.
Selain itu, ia juga memutuskan untuk menghentikan seluruh bantuan AS untuk negara tersebut. “AS juga akan menghentikan semua pembayaran dan subsidi untuk negara tersebut, berlaku secepatnya,” tambahnya.
Melansir Antara, Kamis (27/11/2025), Trump selama ini berulang kali mengklaim bahwa warga kulit putih di Afsel dibunuh dan lahan pertanian mereka dirampas secara acak. Meski demikian, Pemerintah Afsel telah membantah tuduhan tersebut berulang kali sepanjang tahun ini.
Di hari yang sama, Trump juga mengkritik keputusan Afsel yang menolak menyerahkan kepemimpinan G20 kepada diplomat senior AS dalam upacara penutupan KTT akhir pekan lalu.
Sementara dari sisi Pemerintah Afsel, sebelumnya menilai penyerahan kepemimpinan kepada pejabat junior AS merupakan bentuk penghinaan terhadap Cyril Ramaphosa Presiden Afsel.
Ketegangan antara Washington dan Pretoria memang meningkat sejak Trump kembali menjabat pada akhir Januari. Pada Februari, Trump menandatangani perintah eksekutif yang membekukan bantuan AS untuk Afsel.
Ia menuduh Undang-Undang Pengambilalihan, sebagai kebijakan reformasi agraria yang diteken Ramaphosa pada Januari itu “mendiskriminasi” warga kulit putih.
Menanggapi langkah itu, pemerintah Afsel menolak tuduhan Gedung Putih, dengan menyebut pembekuan bantuan tersebut “tidak akurat secara faktual dan gagal mengakui sejarah kolonialisme dan apartheid Afsel yang mendalam dan menyakitkan.”
Pada Februari, Marco Rubio Menteri Luar Negeri AS menyatakan melalui akun X bahwa dirinya akan memboikot KTT G20 di Johannesburg. Ketegangan semakin meningkat ketika Washington mengusir Ebrahim Rasool Duta Besar Afsel pada Maret, menyusul pidatonya yang mengkritik Trump.
Pada Mei, Trump sempat mengonfrontasi Ramaphosa yang berkunjung ke Gedung Putih dengan teori konspirasi mengenai “genosida kulit putih” di Afsel.
Ramaphosa menolak tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa mayoritas korban kejahatan di negaranya justru merupakan warga kulit hitam. Kunjungan Ramaphosa saat itu sebenarnya bertujuan memperbaiki kerja sama perdagangan dan meredakan ketegangan bilateral.
Awal bulan ini, Trump kembali menyulut kontroversi dengan mengumumkan bahwa tidak ada pejabat AS yang akan menghadiri KTT G20 mendatang. (ant/bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
