Senin, 8 Desember 2025

Kirim Bantuan, RS Kapal Terapung IKA Unair Meluncur ke Aceh

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Rumah Sakit Kapal Ksatria Airlangga (RSKKA) IKA Unair. Foto: Istimewa

Rumah Sakit Kapal Ksatria Airlangga (RSKKA) Ikatan Alumni Universitas Airlangga (Unair) berangkat menuju Sumatra, untuk memberikan bantuan kesehatan terhadap masyarakat yang mulai mengalami penyakit pascabencana.

Seperti, pentingnya kebutuhan air bersih, layanan trauma healing, serta tenaga medis spesialis menjadi prioritas di fase pemulihan awal.

Menurut Prof. Hery Purnobasuki Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Berkelanjutan Unair, di Aceh Tamiang ada satu klinik yang telah disiapkan sebagai basecamp layanan rawat jalan hingga rawat inap.

“Tim lapangan melaporkan kebutuhan tenaga kesehatan bergerak cepat, mengikuti dinamika kondisi warga terdampak. Karena kebutuhan di lapangan sangat dinamis dan berubah setiap hari,” katanya, dalam keterangan, Minggu (7/12/2025).

Prof. Hery menerangkan, terdapat beberapa kebutuhan mendesak seperti, lima dokter umum, 10 perawat, dua bidan, satu tenaga gizi, dua apoteker, satu tenaga kesehatan masyarakat, serta enam mahasiswa. Dukungan logistik berupa genset dan pasokan bahan bakar juga menjadi bagian dari kebutuhan utama tim.

Sementara itu, RSKKA sendiri saat ini masih menyelesaikan layanan kesehatan rujukan proaktif di Pulau Sapuka, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan.

Adapun dr. Agus Harianto Direktur RSKKA menjelaskan, saat ini kapal belum dapat langsung bergerak ke Sumatra karena jarak tempuh dari lokasi operasi saat ini mencapai belasan hari pelayaran.

“Pelayanan di Bonerate juga akan kami tuntaskan terlebih dahulu sebelum kapal diarahkan ke wilayah terdampak banjir,” ujar Agus.

Sebagai respon awal, relawan dokter terbang lebih dulu dikirim ke lokasi bencana. Kabupaten Agam, Sumatra Barat, menjadi salah satu tujuan utama karena masuk daerah dengan dampak paling berat.

Laporan Tim Rapid Health Assessment RSKKA dari Agam mencatat penanganan kasus trauma sebagian besar telah tertangani dan kini memasuki fase observasi pascaoperasi. Namun ancaman penyakit pascabencana mulai meningkat.

dr. Hendri Rusdian Kepala Dinas Kesehatan Agam meminta dukungan lanjutan untuk layanan trauma healing, pencegahan penyakit menular, serta percepatan penyediaan air bersih.

“Kebutuhan air bersih sangat mendesak dan memerlukan alat penjernihan. Listrik mulai pulih meski belum stabil, sedangkan jaringan internet masih sering terganggu sehingga radio komunikasi masih dibutuhkan,” kata Hendri.

Selain itu, pihaknya juga mengajukan kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak, psikiater, psikolog, dua dokter umum, satu perawat, satu bidan, serta dukungan obat-obatan.

Seluruh pemetaan lapangan tersebut akan menjadi dasar agenda pelayanan RSKKA saat berlayar melalui rute Bonerate–Padang sejauh sekitar 2.000 mil laut di tengah musim angin barat.(kir/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 8 Desember 2025
26o
Kurs