Rabu, 24 April 2024

Penyumbang Inflasi dan Deflasi di Surabaya Agustus 2015

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Ilustrasi. Foto: lenews.ch

Nilai inflasi Kota Surabaya merupakan yang tertinggi dibanding kota-kota lainnya di Jawa Timur dengan 0,48 persen pada bulan Agustus 2015. Di periode ini, secara year on year, nilai inflasi Kota Surabaya juga merupakan yang tertinggi dibanding kota-kota lain di Jawa Timur dengan 7,13 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Selasa (1/9/2015) melansir, cabai rawit merupakan komoditi penyumbang inflasi yang paling melonjak tinggi pada bulan Agustus 2015 dibanding bulan sebelumnya di Surabaya. Persentase perubahan harga cabai rawit sampai 37, 08 persen.

Disusul telur ayam ras dengan persentase perubahan harga sebesar 12,18 persen. Sementara untuk daging ayam ras persentase perubahan harganya 3,9 persen dan beras 2,81 persen.

“Kenaikan komoditi-komoditi ini mempengaruhi makanan jadi di Jawa Timur. Nasi rames, soto, dan sate pasti sekarang harganya tambah mahal deh. Persentase perubahan harga sate di bulan Agustus 2015 naik 6,9 persen. Kalau soto naik 4,9 persen,” kata Sairi Hasbullah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur.

Bulan Agustus 2015 lalu merupakan masa ajaran baru bagi siswa-siswa SD hingga SMA. Di Surabaya, Taman Kanak-kanak (TK) persentase perubahan harganya tertinggi di bulan Agustus 2015 dengan 11,11 persen. Sementara SMP di Surabaya 4,9 persen, dan SMA 3,6 persen.

Sementara itu, kendaraan carter/rental menjadi komoditi penyumbang deflasi dengan persentase perubahan harga tertinggi pada bulan Agustus 2015 di Surabaya dengan -21,03 persen. Disusul tarif kendaraan travel dengan -19,68 persen.

Bawang merah menyumbang nilai deflasi tertinggi ketiga di Surabaya pada bulan Agustus 2015 dengan -18,03 persen. Selanjutnya, ada tomat sayur dengan persentase perubahan harga -12,18 persen.

Nilai deflasi di Surabaya pada bulan Agustus 2015 banyak disumbang oleh sektor angkutan. Persentase perubahan harga angkutan udara -11,33 persen, tarif kereta api -10,16 persen, angkutan antar kota -6,60 persen, dan angkutan dalam kota -1,7 persen. (dop/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
27o
Kurs