Selasa, 7 Mei 2024

Bonus Demografi, Skill, dan Teknologi Modal Indonesia Menyaingi China

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Jumpa pers "Creative Skills for 2020" di Surabaya. Foto: Maria Suara Surabaya

Bonus demografi Indonesia pada tahun 2030 akan jadi modal Indonesia merebut momen terbaik. Bahkan dengan pemanfaatan 10 skill yang harus dimiliki pada revolusi industri 4.0 dan pemanfaatan teknologi, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengejar kemajuan China saat ini.

Yasa Pramitha Singgih (23), seorang pengusaha muda mengatakan, bonus demografi Indonesia merupakan kesempatan yang baik untuk Indonesia. Base angka 10 tahun Indonesia ke depan akan sama dengan China pada saat ini 2018.

Yasa optimis dengan menyelaraskan semuanya, teknologi, ketrampilan, dan sumber daya yang produktif bisa membantu Indonesia lebih produktif. Yasa mengaitkan teknologi dengan e-commerce yang ada di Indonesia.

“Saat ini belanja e-commerce di Indonesia baru 1,8 persen dan sisanya masih offline. Kalau kita lihat teknologi makin maju, tenaga kerja makin produktif, kebutuhan semakin banyak maka pertumbuhan angkanya (e-commerce) akan sangat besar,” katanya dalam sebuah jumpa pers “Creative Skills for 2020” di Surabaya seperti dilaporkan Maria Mursid Suara Surabaya pada suarasurabaya.net.

Menurut pemuda yang pernah masuk daftar anak muda yang berpengaruh di Asia versi majalah Forbes itu, pada akhirnya semua akan berdampak besar juga pada e-commerce dan perekonomian Indonesia.

“Lihat saja sekarang, baru-baru ini majalah Globe Asia merilis 150 orang terkaya di Indonesia tahun ini. Empat diantaranya anak muda dari bidang teknologi. Yaitu Traveloka, Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak,” katanya.

Yasa menambahkan, penguasaan teknologi saat ini juga menuntut kita menguasai berbagai skill. Apalagi dalam waktu hanya 2 tahun, akan lahir Revolusi Industri Teknologi ke-4. Sesuai prediksi World Economic Forum kebutuhan 10 skill yang perlu diasah dan dilatih untuk menghadapi tahun 2020.

Menurut World Bank Economic Forum, 10 skill yang harus dimiliki pada 2020 meliputi; skill cognitive flexibility, negotiation skills, service orientation, service orientation, judgement and decision making, emotional intelligence, coordinating with others, people manajemen, creativity, critical thinking, dan complex problem solving.

Yasa Paramitha Singgih merupakan pengusaha muda, CEO dan Founder Men’s Republic, produk fashion pria sepatu dan pakaian. Bisnisnya dimulai sejak masih SMA. Dan tahun 2016 lalu dia dinobatkan majalah Forbes masuk dalam daftar 30 Millenials Under 30 in Asia Who Changing E-commerce and Shopping.

Yasa berkolaborasi dengan beoku.com sebuah marketplace belanja online dan offline dari Surabaya yang mulai berkembang dan agendakota berbagi semangat kepada anak-anak muda. Supaya tidak berhenti mengembangkan bisnis dan terus mengasah kemampuan bisnis, meski berangkat dari tidak punya modal. (mar/din/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
29o
Kurs