Jumat, 26 April 2024

Harga Minyak Jatuh Usai Fed AS Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
ilustrasi harga minyak turun. Foto: Pixabay

Harga minyak jatuh sekitar satu persen ke level terendah hampir dua minggu pada Kamis (22/9/2022) pagi, setelah Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) menyampaikan kenaikan suku bunga yang besar dan kuat, untuk meredam inflasi yang dapat mengurangi aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

Seperti dilaporkan Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November tergelincir 1,0 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap di 82,94 dolar per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 7 September.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November melemah 79 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup di 89,83 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, penyelesaian terendah sejak 8 September.

The Fed sebelumnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya ke kisaran 3,00-3,25 persen, dan mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar di masa mendatang. Aset-aset berisiko seperti saham dan minyak jatuh karena berita tersebut, sementara dolar justru menguat.

Di awal sesi, minyak naik lebih dari dua dolar AS per barel, di tengah kekhawatiran tentang mobilisasi pasukan Rusia sebelum turun lebih dari satu dolar AS karena greenback yang kuat dan permintaan bensin AS yang lebih rendah.

Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), permintaan bensin AS selama empat minggu terakhir turun 8,5 juta barel per hari (bph), terendah sejak Februari 20222.

Harga minyak melonjak ke level tertinggi multi-tahun pada Maret setelah perang Ukraina pecah. Sementara sanksi Uni Eropa yang melarang impor minyak mentah Rusia melalui laut, akan mulai berlaku pada 5 Desember.

“Sebagian besar penurunan hari ini muncul terkait dengan penguatan dolar AS dan kami masih memandang arah dolar AS jangka pendek sebagai komponen penting dalam menilai arah harga minyak jangka pendek,” kata analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates.

Dolar berada di jalur untuk penutupan tertinggi dalam lebih dari 20 tahun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Namun, di Amerika Serikat berita ekonomi tidak begitu baik. Penjualan rumah yang ada atau existing home turun untuk bulan ketujuh berturut-turut pada Agustus karena keterjangkauan semakin memburuk di tengah melonjaknya suku bunga KPR.

Di Eropa, pemerintah semakin mengintervensi pasar energi dalam upaya untuk mencegah krisis ekonomi, kata analis di perusahaan konsultan energi EBW Analytics dalam sebuah catatan.

Jerman setuju untuk menasionalisasi perusahaan gas alam Uniper SE, sementara pemerintah Inggris mengatakan akan membatasi biaya grosir listrik dan gas untuk bisnis. (ant/des/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs