Rabu, 24 April 2024

Kunjungi Kadin, Kanada Bidik Potensi Pertanian Jatim

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
William Kendall, Counsellor (Agriculture and Agrifood) and Regional Trade Commissioner to Indonesia and ASEAN Embassy of Canada (batik merah) saat melakukan kunjungan ke Graha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Selasa (7/6/2022). Foto: Kadin Jatim

William Kendall Counsellor (Agriculture and Agrifood) and Regional Trade Commissioner to Indonesia and ASEAN Embassy of Canada mengutarakan keinginannya untuk mengetahui potensi sektor pertanian, perkebunan dan perikanan di Provinsi Jawa Timur.

“Indonesia, khususnya Jatim memiliki potensi luar biasa, mulai dari potensi anak muda, hingga potensi agriculture yang ada. Dan Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang cukup bagus di Asean yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat,” ujar William di saat kunjungannya di Graha Kadin Jatim, Selasa (7/6/2022).

Seluruh potensi tersebut menurut William menjadi modal dasar Jatim untuk mampu bersaing dengan negara lain dan juga dalam proses produksi. Beberapa komoditas pertanian yang cukup berpeluang besar masuk ke pasar Kanada diantaranya adalah coklat, mangga, nanas, kopi dan komoditas perikanan.

“Hal yang penting adalah adanya perbedaan iklim antara Kanada dengan Indonesia dengan komoditas yang dihasilkan juga berbeda. Sehingga Jatim bisa menawarkan komoditas yang dibutuhkan Kanada dan sebaliknya Kanada bisa menawarkan apa yang dibutuhkan Indonesia seperti gandum,” terangnya.

Menanggapi keinginan tersebut, Adik mengatakan, Jatim sangat terbuka dalam kerjasama perdagangan dan investasi, terlebih untuk sektor pertanian karena Jatim memiliki berbagai potensi pertanian, mulai dari pertanian pangan, perkebunan, hingga perikanan.

“Ini adalah peluang yang sangat bagus bagi Jatim untuk menaikkan ekspor ke Kanada, apalagi neraca perdagangan Jatim dengan Kanada selama lima tahun terakhir selalu minus, Jatim kalah terus. Dengan adanya Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), kami berharap realisasi perdagangan kita dengan Kanada bisa ditingkatkan. Apalagi Jatim memiliki peluang ekspor produk pertanian,” ujar Adik.

Sementara itu, Dyah Wahyu Ermawati mengungkapkan bahwa potensi pertanian Jatim memang cukup besar, di sektor perikanan misalnya. Potensi perikanan tangkap, budidaya dan garam rakyat di seluruh wilayah Jatim mencapai 2,577 ton di tahun 2021. Selain itu, produksi rumput laut Jatim juga sangat besar, mencapai 675,29 ton di tahun 2021.

“Dan yang cukup menarik adalah potensi ekspor kepiting karena beberapa pengusaha perikanan di Jatim sudah memiliki Merine Stewort Ship Concil (MSSC), sertifikasi standar perikanan internasional. Kendala kerjasama perdagangan dengan Kanada hanya pada durasi waktu pengiriman, terlebih untuk bahan pangan segar seperti komoditas perikanan. Ini harus dicarikan solusinya,” tegasnya.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Heru Suseno bahwa potensi sektor perkebunan Jatim juga cukup besar. Ada empat komoditi perkebunan unggulan di Jatim, yaitu tebu, tembakau, kakao, dan kopi.

“Jatim menjadi salah satu produsen tebu terbesar di Indonesia. Meski demikian Jatim masih perlu impor raw sugar. Kalau kita perhatikan data, impor raw sugar masih cukup besar untuk produksi gula. Begitu juga dengan tembakau. Kita masih perlu impor tembakau walaupun kita juga melakukan ekspor tembakau ke luar negeri. Dan ini menjadi peluang kerja sama antara Jatim dengan Kanada,” kata Heru.

Selain perikanan dan perkebunan, Jatim juga menjadi sentra produksi buah-buahan. Ada banyak buah yang berkualitas bagus yang dihasilkan oleh petani Jatim.

Hadi Sulistyo mengungkapkan bahwa Jatim termasuk penghasil komoditas buah terbesar di Indonesia. Untuk itu Jatim butuh membangun industri menengah berbasis kemitraan. Dengan petani buah, dari Dinas Pertanian sudah melakukan pendampingan agar komoditas yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.

“Kami membantu dengan maksud walaupun belum melakukan ekspor, komoditas yang dihasilkan petani sudah berkualitas ekspor,” tandas Hadi.

Salah satu perwakilan petani yang hadir, Nastain, pemilik WN Mango Sultan, mengungkapkan bahwa pihaknya miliki kebun buah mangga yang cukup luas di wilayah Gresik ada tiga jenis buah mangga yang ditanam, mangga harumanis, manalagi dan Chokanan dengan total luas lahan lebih dari 45 hektare.

“Mangga harumanis dan mangga manalagi adalah dua komoditas mangga unggulan kami. Keunggulan kebun kami adalah bisa berproduksi sepanjang musim. Dalam setiap hari, produksi mangga harumanis bisa mencapai sekitar 3 ton. Kami sudah ekspor ke Singapura dan Timur Leste. Kami berharap, dengan pertemuan ini kami bisa menembus pasar Kanada,” pungkasnya.(iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
28o
Kurs