Sabtu, 20 April 2024

MODIS Digagas untuk Siapkan UMKM Internasional

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Modified of Design Thinking (MODIS) untuk mengembangkan industri DUDI dan UMKM Binaan di Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Kamis (3/11/2022). Foto: Humas Universitas Ciputra

Tim Pengusul Program Matching Fund Kedaireka Universitas Ciputra (UC) Surabaya melibatkan 7 Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dan 28 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan dalam pameran yang bertemakan Modified of Design Thinking (MODIS) untuk mengembangkan industrinya.

Pameran DUDI dan UMKM Binaan Universitas Ciputra di Tunjungan Plaza, Surabaya, Kamis (3/11/2022). Foto: Humas Universitas Ciputra

Tina mengatakan bahwa ia bersama timnya yang beranggotakan David Sukardi Kodrad dan Damelia Tambunan berhasil mendapatkan hibah berkelanjutan lebih dari Rp500 juta selama dua tahun ini.

“Puji Syukur tahun 2022 ini adalah tahun kedua di mana tim kami mendapatkan kepercayaan sebesar lebih dari Rp500 juta. Tahun ini ada 7 DUDI yang masuk dalam pembinaan,” tuturnya dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (3/11/2022).

DUDI yang dibina tahun ini mencakup beberapa sektor industri di antaranya adalah Yayasan Kana Setia Rahayu jasa bimbingan belajar, Griya Kreatif Private jasa bimbingan belajar dan produk keripik, PT Lingkar Bahagia Sejahtera usaha logistik dan supply chain, Mimikoe Snack usaha snack, PT Citra Sejahtera Indonesa usaha komoditas rempah-rempah, Kampung Inggris Jasa bimbingan belajar Bahasa Inggris, Dermal Skin Care usaha skincare.

Griya Kreatif Private jasa bimbingan belajar dan produk keripik saat pameran di Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Kamis (3/11/2022). Foto: Humas Universitas Ciputra

Tina menjelaskan bahwa pada tahun 2021 lalu, keberhasilan meng-scale up bisnis para UMKM binaan menjadikan MODIS pada tahun ini kembali mendapatkan hibah.

“Kebanyakan UMKM didirikan berdasarkan kemampuan yang dimiliki, bukan menelisik dari kebutuhan pasar. Sehingga hasilnya tidak maksimal. Nah, UC akan membantu menata ulang UMKM yang sudah berjalan. Mengadakan bird in hand dan melihat keinginan pasar,” terangnya.

Ia juga mengatakan setelah melihat keinginan pasar, maka diperlukan untuk memikirkan inovasi produk yang disertai dengan pelatihan. Apabila bisa masak, maka bisa membuka usaha jualan pastel, yang kemudian UC akan membantu untuk memberikan nilai tambah, seperti diinovasikan di sisi gizi dan rasa.

“Tidak lupa juga harus melakukan uji coba ke pasar atau yang biasa disebut market testing,” imbuhnya.

Circle ini diterapkan ke DUDI binaan, sehingga produk yang diluncurkan DUDI sesuai dengan kebutuhan pasar.

Sebagai tempat uji pasar bagi 7 DUDI yang saat ini berada di bawah binaan UC, maka akan digelar pameran produk pada 3-6 November 2022 bertempat di Tunjungan Plaza 1 dan Tunjungan Plaza 2.

“Produk-produk UMKM binaan kami yang sudah ada sentuhan inovasinya ini akan dipamerkan selama 4 hari di Tunjungan Plaza agar mendapatkan feedback dari pasar secara langsung,” tutur Tina.

“Tunjungan Plaza kami pilih selain lokasinya di pusat kota, juga mempunyai pengunjungan tidak hanya high end, namun masih juga dikunjungi oleh masyarakat middle low. Sehingga produk yang dihasilkan teman-teman UMKM menemukan tipe konsumen yang tepat,” imbuhnya.

Tina beserta timnya menginginkan UMKM bisa Go International, namun harus bisa menguasai pasar nasional terlebih dahulu. (rum/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
31o
Kurs