Kamis, 2 Mei 2024

Rupiah Menguat Seiring Data Ekonomi AS tak Sebaik Perkiraaan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, menguat seiring data ekonomi Amerika Serikat yang tidak sebaik perkiraan.

Rupiah Senin (9/1/2023) pagi ini, menguat 58 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp15.575 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.633 per dolar AS.

“Rupiah menguat terhadap dolar AS hari ini karena data-data ekonomi AS yang dirilis hari Jumat kemarin tidak sebaik yang diperkirakan pasar,” kata Ariston Tjendra pengamat pasar uang saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.

Data pertumbuhan upah per jam Desember (average hourly earnings) yang merupakan salah satu indikator inflasi, menunjukkan pertumbuhan 0,3 persen, lebih rendah dibandingkan ekspektasi dan juga bulan sebelumnya 0,4 persen.

Data survei aktivitas sektor jasa Desember 2022 juga terlihat mengalami kontraksi atau penurunan. The Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan PMI non manufaktur AS turun menjadi 49,6 pada bulan lalu dari 56,5 pada November.

Itu adalah pertama kalinya sejak Mei 2020, PMI jasa turun di bawah ambang batas 50, yang menunjukkan kontraksi di sektor yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS.

“Data ekonomi yang tidak terlalu bagus ini bisa memaksa bank sentral AS untuk memperlambat kenaikan suku bunga acuannya dan ini mendorong pelemahan dolar AS,” ujar Ariston.

Departemen Perdagangan AS juga mengatakan, pada Jumat (6/1/2023), bahwa pesanan pabrik jatuh 1,8 persen pada November, setelah naik 0,4 persen pada Oktober.

Raphael Bostic Presiden Federal Reserve (The Fed) Atlanta mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa data ekonomi tersebut adalah tanda lain bahwa ekonomi secara bertahap melambat dan jika hal itu terus berlanjut, The Fed dapat memperlambat kenaikan suku bunga menjadi hanya 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya.

Presiden Fed Richmond Thomas Barkin juga mengatakan langkah bank sentral AS untuk menurunkan kenaikan suku bunga akan membantu membatasi kerusakan ekonomi.

The Fed menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Desember, setelah membuat empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.550 per dolar AS dengan potensi resisten Rp15.630 per dolar AS.

Sebagai informasi, pada Jumat (6/1/2023) lalu, rupiah melemah 16 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp15.633 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.617 per dolar AS. (ant/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
27o
Kurs