Kamis, 28 Maret 2024

Wapres Resmikan Proyek JTB dan Lapangan Gas MDA & MBH, Sampaikan Empat Strategi

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Kiri ke kanan: Khofifah Indar Parawansa Gubenur Jatim, Dwi Soetjipto Kepala SKK Migas, Ma'ruf Amin Wakil Presiden, Arifin Tasrif Menteri ESDM, Nicke Widyawati Dirut PT Pertamina (Persero), dan Kang An GM HCML dalam kegiatan peresmian proyek Jambaran Tiung Biru (JBT) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Rabu (8/2/2023). Foto: Iping suarasurabaya.net

Ma’ruf Amin Wakil Presiden (Wapres) menyampaikan 4 strategi untuk meningkatkan pemanfaatan migas di era transisi, saat meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JTB) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/2/2023).

Sebagai komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca global, pemerintah melakukan transisi energi, dengan meningkatkan penggunaan energi rendah emisi dan energi terbarukan. Namun, migas masih dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga ketahanan dan kemandirian energi.

Empat strategi ini kata Wapres, yang pertama merealisasikan target produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030 atau lebih cepat.

Ma’ruf Amin Wakil Presiden saat sambutan dalam kegiatan peresmian proyek Jambaran Tiung Biru (JBT) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Rabu (8/2/2023). Foto: Pertamina

Untuk mencapai target tersebut, perlu adanya kepastian dan kemudahan perizinan agar percepatan komersialisasi dapat segera dilaksanakan.

Selain itu, Wapres meminta agar cadangan-cadangan gas yang sudah ditemukan dipercepat proses pengembangannya, sehingga gas bisa tetap menjadi komoditas unggulan Indonesia.

“Strategi kedua, segera selesaikan desain kebijakan gas nasional yang mencakup rancangan besar terkait gas berikut kebutuhan industri secara konkret,” tegasnya.

Menurutnya, kebutuhan gas untuk pupuk, pembangkit listrik, industri petrokimia, dan industri lainnya harus dapat diidentifikasi dan dicukupi untuk mendorong tumbuhnya industri di Tanah Air.

Di sisi lain, penetapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) juga harus memperhatikan unsur keadilan dan keseimbangan manfaat yang diterima oleh produsen gas, industri yang menggunakan gas, dan pemerintah.

Strategi ketiga, segera menyelesaikan pembangunan infrastruktur gas. “Lokasi lapangan gas yang jauh, bahkan ada yang berada di laut, tentunya membutuhkan infrastruktur yang baik untuk menyalurkan gas ke titik-titik industri maupun pembangkit,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Wapres meminta, agar pembangunan jaringan pipa transmisi Cirebon–Semarang dan Dumai–Sei Mangkei serta pembangunan terminal penerima, regasifikasi dan moda transportasinya dipercepat. Hal ini untuk memudahkan penyaluran kelebihan pasokan gas di Jatim dan Aceh dan kilang Tangguh.

Strategi keempat, menggunakan teknologi rendah karbon dalam industri migas.

“SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar menggunakan teknologi rendah emisi dalam kegiatan operasinya, sehingga dapat ikut berkontribusi pada pencapaian target Net-Zero Emission,” kata Wapres.

Menurutnya, dengan 4 strategi ini, menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan target penurunan emisi Indonesia, dari 29% menjadi 31,89% pada tahun 2030 dengan kemampuan sendiri, dan dari 41% menjadi 43,20% dengan dukungan internasional, serta target Net-Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Menutup sambutannya, Wapres memberikan apresiasi seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan PSN JTB, serta Proyek Lapangan MDA dan MBH, hingga selesai dengan baik.

Ma’ruf Amin Wakil Presiden saat meninjau maket proyek Jambaran Tiung Biru (JBT) serta Lapangan Gas MDA & MBH, di Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Rabu (8/2/2023). Foto: Pertamina

“Saya mengapresiasi keberhasilan pembangunan kedua proyek ini yang mampu meningkatkan pasokan gas nasional sebesar 312 juta standar kaki kubik per hari, dan menyumbang penerimaan negara hingga Rp37,2 triliun selama proyek berjalan,” tuturnya.

Wapres pun berharap kedua proyek ini mampu meningkatkan pasokan gas secara signifikan, dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga turut memberikan nilai tambah dan meningkatkan penerimaan negara.

Sebelumnya dalam sambutan Arifin Tasrif Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan progres kedua proyek tersebut.

“Total investasi Lapangan Gas JTB sekitar Rp22,5 triliun. Penerimaan negara yang didapatkan mencapai sekitar Rp23,1 triliun (selama proyek berjalan) dan TKDN pada proyek ini adalah sebesar 40%,” jelasnya.

“Proyek Lapangan Gas JTB menyerap tenaga kerja berasal dari lokal Bojonegoro sebesar kurang lebih 65%. Puncaknya mencapai 4.941 tenaga kerja lokal (dari total 7.523 tenaga kerja) pada April 2021,” tambahnya.

Sabagai tanda peresmian gas onstream di lapangan JTB dan MDA & MBH, Wapres didampingi Menteri ESDM dan Gubernur Jatim, menekan sirine dan menandatangani prasasti JTB dan prasasti MDA & MBH.

Proyek Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru dikembangkan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang merupakan bagian dari Regional Indonesia Timur, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina.

Hadir dalam peresmian Proyek Strategis Nasional Jambaran Tiung Biru (JTB) serta Lapangan Gas MDA & MBH tersebut, Tutuka Ariadj Dirjen Migasi, Dwi Soetjipto Kepala SKK Migas, Anna Mu’awanah Bupati Bojonegoro, Ahmad Fauzi Bupati Sumenep, Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Wiko Migantoro Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Endro Hartanto Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, dan Kang An General Manager Husky – CNOOC Madura Limited (HCML).(ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 28 Maret 2024
27o
Kurs