Kamis, 2 Mei 2024

Harga BBM Belum Naik, Tapi Harga Sembako Mulai Naik

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah yang sampai saat ini masih digodok, berdampak memicu kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat di pasaran.

Ada sejumlah komoditi yang mengalami kenaikan harga relatif tinggi, meski rata-rata harga komoditi lainnya secara fluktuatif tidak terlalu tinggi. Dari pantauan Sentral FM, Jumat (7/11/2014), kenaikan harga yang tinggi untuk komoditi cabe yang di pasaran naik hampir 200 persen.

Sedangkan untuk komoditi beras, sayur-sayuran, daging ayam, telur dan daging sapi-kambing. “Minimal kenaikan harga untuk komoditi selain cabe berkisar dibawah 5 persen,” kata Drs Agus Eko Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM.

Dari pantauan rutin yang dilakukan 2 hari sampai 3 hari sekali oleh jajaran Disperindag, masih katanya, kenaikan harga terjadi pada seluruh komoditi pangan di pasaran. Baik kebutuhan haisl pertanian maupun fabrikasi. Namun, khusus untuk bahan kebutuhan pangan hasil pertanian, terpantau yang paling dominant adalah kenaikan harga cabai dan beras.

“Untuk cabai saat ini menyentuh harga Rp. 30 ribu perkilogramnya. Kenaikan ini jauh lebih tinggi disbanding sebelumnya mencapai hampir 200 persen. Sedangkan untuk komoditi beras, kenaikannya tidak terlalu signifikan. Untuk beras medium naik rata-rata 0.72 persen. Beras premium justru turun 0,39 persen. Sedangkan beras IR34 naik 0,79 persen,” ungkap Agus Eko.

Dari kenaikan harga bahan pangan di pasraan, rekor tertinggi memang ada pada komoditi cabai. Hanya saja, Disperindag Kabupaten Lumajang menyimpulkan bahwa kenaikan harga cabai dan beras ini lebih dipengaruhi faktor kurannya stok dari petani ke pasaran.

“Padahal, pasar sendiri memiliki prinsip supplay and demand. Karena stok dari petani berkurang lantaran sudah melewati panen raya, maka harga jadi naik. Selain itu, ada juga faktor rencana kenaikan harga BBM yang menjadiindikator kenaikan harga ini. Sehingga kondisi ini kita nilai wajar,” terang Kepala Disperindag Kabupaten Lumajang ini.

Dalam kesempatan yang sama, Agus Eko menyatakan bahwa, stok pangan sampai akhir tahun dijamin tetap aman ditengah rencana kenaikan harga BBM. Namun untuk memastikannya lebih akurat, akan dilakukan sinergi dengan instamnsi terkait.

Lilik Suparmi (49), pedagang di Pasar Baru Lumajang menyatakan, harga rata-rata komoditi bahan pangan di pasaran saat ini trend-nya naik. “Hal ini dipicu adanya rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Selain itu, untuk komoditi yang naik tajam seperti cabai, disebabkan stok yang memang kurang di pasaran. Hal ini disebabkan kiriman petani sedikit lantaran panen telah lewat,” kata Lilik Suparmi.

Sementara itu, Ir Khairil Diany Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kabupaten Lumajang dalam kesempatan terpisah menyampaikan, kesediaan pangan dijamin mencukupi sampai akhir tahun. Dari hasil laporan yang disampaikan masing-maisng instansi terkait, meyangkut ketersediaan stok pangan, khususnya 9 bahan pangan pokok tidak ada masalah.

“Seluruhnya mencukupi, bahkan ada sejumlah komoditi yang surplus. Diantaranya beras sesuai hasil laporan Dinas Pertanian dan Bulog. Untuk komoditi daging, jagung, gula, bawang merah dan cabe merah pun demikian,” katanya.

Dari laporan yang disampaikan, kita menekankan bagaimana upaya untuk langkah pencapaian swasembada terhadap 7 komoditi strategis tersebut. Misalnya untuk padi, telah dilakukan upaya peningkatan produksi. Untuk Lumajang targetnya yang ditetapkan akan tercapai. Dari target 400 ribu ton lebih, saat ini tercapai 200 ribu ton. Diharapkan bisa tercapai sampai akhir tahun.

Hanya komoditi kedelai saja yang sempat dilaporkan minus yang disebabkan defisit karena masih memasok kebutuhan dari luar. Namun pertengahan Okrober ini sudah memasuki panen raya.

Karena, masih kata Khairil Diany, dari kuota permintaan untuk konsumsi dan industri jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan stok yang diproduksi petani Kabupaten Lumajang sendiri.

Sementara itu, untuk komoditas bawang merah, wilayah Kabupaten Lumajang yang merupakan daerah bukan penghasil, selama ini tetap menggantungkan dari luar daerah. Lain lagi dengan cabe merah, yang banyak dibudidayakan yang saat ini juga dinilai mampu mencukupi permintaan masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama Khairil Diany memaparkan, untuk komoditas lainnya seperti daging sapi, dijamin akan memenuhi kebutuhan. Dimana, komoditas daging sapi ditargetkan akan mencapai produktivitas 175 ribu ton setahun.

“Saat ini menurut Sensus masih pada kisaran 164 ribu ton saja. Namun masih ada waktu setengah tahun untuk mencapai target itu. Apalagi melalui Inseminasi Buatan (IB), maka dalam sekali proses dalam diperoleh 30 ribu ton sesuai jumlah populasi ternaknya. Dengan data dari laporan yang ada, maka saya menjamin ketersediaan kebutuhan sembako di masyaakat tetap aman sampai akhir tahun,” demikian pungkas Khairil Diany. (her/ipg)

Teks Foto :
1. Drs Agus Eko Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lumajang.
2. Ir Khairil Diany Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
33o
Kurs