Sabtu, 4 Mei 2024

Macet Penyumbang Besar Global Warming

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan

Setiap memperingati hari lingkungan hidup pada tanggal 5 Juni, masyarakat pasti akan kembali diingatkan dengan fenomena global warming hingga aksi-aksi yang dibuat kelompok atau komunitas peduli lingkungan agar kembali menghijaukan bumi go green atau stop global warming atau pemanasan global akibat suhu di bumi yang meningkat.

Ya, kurang lebih satu dekade ini aksi stop global warming selalu hangat dibicarakan, terutama di momen peringatan hari bumi ataupun hari lingkungan hidup. Para pemerhati lingkungan tersebut seringkali mengingatkan masyarakat dengan aksi sosial agar mau menjaga kelestarian bumi untuk kebaikan bersama.

Alasannya ialah dampak dari global warming yang diprekdisikan sangat menakutkan, seperti naiknya permukaan air laut karena lapisan es yang meleleh, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Selain itu juga akan mempengaruhi hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Untuk itu masyarakat diajak untuk sebisa mungkin menghindari penyebabnya. Satu diantaranya ialah efek umpan balik seperti terus bertambahnya gas karbon dioksida (CO2) yang akibat kendaraan bermotor atau polusi udara.

Sedangkan polusi udara ini, semakin lama diketahui semakin banyak terjadi terutama di kota-kota besar. Dimana volume kendaraan bermotor yang terus-menerus bertambah hingga mengakibatkan kemacetan yang merupakan masalah klasik warga perkotaan.

Kendaraan bermotor atau sektor transportasi bisa dibilang menjadi sektor yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Tak heran jika beberapa tahun lalu diperkirakan emisi karbon yang berasal dari sektor transportasi di Indonesia mencapai 70 metrik ton.

Dilihat dari kecenderungan jumlah alat transportasi yang terus bertambah dari tahun ke tahun, diperkirakan pada tahun 2030 emisi karbon transportasi akan melonjak hingga 500 metrik ton, jika pola transportasi kita tidak mengalami perbaikan. Emisi karbon yang dihasilkan Indonesia bisa dibilang cukup besar jumlahnya dalam menyumbang pemanasan global.

Bagaimana tidak, 5 liter yang dihabiskan kendaraan pribadi saja dapat melepaskan 15 kg CO2 ke udara. Bagaimana jika dikalikan dengan seluruh jumlah kendaraan yang ada di Indonesia yang jumlahnya berjuta-juta. Pasti akan menghasilkan angka yang fantastis. (ain/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
31o
Kurs