Rabu, 24 April 2024

Belum Terima BOS, 11 Sekolah di Surabaya Terpaksa Utang ke Koperasi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Foto: ikelas

Sebanyak 11 Sekolah Dasar (SD) di Surabaya belum menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) triwulan ke-IV. Akibatnya, sebagian SD itu utang untuk menutupi beban biaya BOS siswa untuk biaya operasional sekolah.

Kepala Sekolah di sejumlah SD di Surabaya juga khawatir, sebab dana BOS periode Oktober-Desember itu akan hangus bila hingga akhir tahun ini belum juga cair.

Tiga dari 11 SD yang belum menerima dana BOS antara lain SDN Airlangga I, SDN Kertajaya I, dan SDN Sidomulyo I. Kepala Sekolah SD di atas memutuskan untuk mengadu ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Senin (28/12/2015).

Subandi Kepala SDN Kertajaya I mengatakan, ada 1.044 siswa di sekolahnya yang seharusnya menerima dana BOS triwulan ke-IV itu. Karena tak segera cair, dia sempat berkonsultasi ke Dispendik Jatim beberapa waktu lalu.

Bukannya mendapatkan solusi, Subandi mengaku, justru mendapatkan sambutan yang kurang enak. “Katanya, “itu sistem pak. Nggak bisa cair”,” ujar Subandi menirukan staf Dindik Jatim kepada wartawan di Kantor Dispendik Kota Surabaya, Senin (28/12/2015).

Subandi menjelaskan keterlambatan pencairan dana BOS triwulan ke-IV berkaitan dengan data pokok pendidikan (dapodik).

Menurut staf Dispendik Jatim, tidak satupun siswanya yang tercatat di dalam Dapodik SDN Kertajaya I. Padahal, Subandi mengaku sudah memperbarui Dapodik itu secara rutin setiap bulannya.

“Pencairan harusnya Oktober, kami sudah update Dapodik pada 21 September lalu,” katanya. Namun, karena tidak ada satupun siswa yang tercatat, dana BOS triwulan ke-IV tidak diterima oleh sekolah.

Saat menyinkronkan Dapodik secara online, Subandi mengatakan sistem komputer sudah menyatakan seluruh data sudah tersinkronisasi. Tapi nyatanya, sampai sekarang dia belum melihat ada tanda-tanda Dana BOS itu cair.

Demi menutupi kekurangan akibat dana BOS, Subandi mengatakan, dia akhirnya berutang ke koperasi sekolah. “Karena tidak mungkin kami menarik uang dari wali murid,” katanya.

Subandi mengaku serba salah. Sebab fungsi dana BOS sangat penting. Antara lain untuk membayar rekening listrik, air, dan gaji guru tidak tetap (GTT).

“Itu kebutuhan tiap bulan yang rutin. Saya hitung-hitung kebutuhan itu mencapai Rp 83 juta,” katanya.

Sementara, Sri Yuniarti Kepala SDN Simomulyo I mengatakan, di sekolahnya ada 958 siswa yang seharusnya dibiayai dengan dana BOS.

Menurutnya, total dana BOS triwulan ke-IV yang seharusnya diterima SDN Simomulyo I untuk periode Oktober-Desember sebesar Rp191.600.000.

“Ya mau gimana lagi, kami juga harus utang dulu di koperasi. Itu untuk menutupi kebutuhan yang kurang,” ujarnya.

Yuni mengaku telah membuat surat permohonan ke Dispendik Jatim sesuai ketentuan. Namun, sampai saat ini belum ada solusi yang diterima pihak sekolah.

Mengenai hal ini, Aston Tambunan Sekretaris Dispendik Surabaya menjelaskan, pencairan dana BOS dilakukan secara langsung oleh Dispendik Jatim ke rekening sekolah.

“Kami dinas kota hanya bertugas memantau,” katanya. Aston mengaku, Dispendik Jatim sudah membantu sekolah dalam hal laporan ke Dispendik Jatim.

“Kami sudah kirimkan surat ke provinsi tentang adanya sekolah yang belum cair, tapi sampai sekarang belum ada balasan,” ujar Aston.

Aston mengatakan, sebagian sekolah bahkan melaporkan sama sekali belum menerima dana BOS. Dia hanya bisa berharap sekolah bersangkutan bisa menerima dana BOS triwulan ke-IV sebelum tanggal 31 Desember 2015.

“Ini akhir tahun, dana BOS tidak bisa dirapel periode selanjutnya. Kalau tidak dapat triwulan ke-IV, ya tidak menerima,” katanya. (den/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
26o
Kurs