Kamis, 2 Mei 2024

Ini Pesan Anne Avianti untuk Desainer Muda Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Anne Aviantie (kiri) saat melihat beberapa rancangan busana lokal Surabaya di Pakuwon Imperial Ballroom, Sabtu (31/10/2015). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Sudah seperempat abad Anne Aviantie berkarir di dunia fashion Indonesia. Karya busananya yang identik dengan kebaya telah dikenal secara internasional.

Awal karirnya sebagai perancang busana dia mulai dari sebuah rumah kontrakan di Semarang, kota kelahirannya, pada tahun 1989 dengan modal dua mesin jahit.

Dia menamakan tempat usaha pertamanya itu Griya Busana Permatasari, yang lebih terfokus pada pembuatan kostum penari dan berbagai busana malam berhias manik-manik.

Pada puncak karirnya, di tahun 2010, Anne telah memiliki dua butik di dua mall besar di Jakarta. Pada saat itu, karya-karya kebayanya telah dikenal hingga ke mancanegara.

Anne yang kini telah menjadi maestro desain kebaya Indonesia punya pesan khusus bagi desainer muda Indonesia, khususnya di Surabaya.

Menjadi perancang busana, kata Anne, sepertinya merupakan impian yang indah. Namun, sebuah pekerjaan dan keahlian, bagi Anne, adalah sebuah berkah yang bukan hanya untuk diri sendiri.

“Apakah dengan karier yang kita pilih ini, kita menjadi merepotkan orang, menjadi batu sandungan, atau menjadi gelas kristal yang eksklusifitasnya tidak bisa disentuh. Atau justru menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Itu pilihan,” kata Avianti kepada suarasurabaya.net, Sabtu (31/10/2015).

Menurut Anne profesi desainer itu tidak mudah. Bahkan menurutnya, profesi perancang busana ini adalah profesi yang sulit.

Anne juga berpesan, yang terpenting bagi desainer muda adalah tidak mengedepankan ego dan tidak mengunakan kemampuannya untuk kepentingan diri sendiri.

“Jadilah orang yang mengkaryakan hidup untuk kepentingan banyak orang. Membawa orang lain menjadi lebih baik dan memiliki karakter kuat. Itu adalah prinsip hidup saya,” ujarnya.

Karena itulah, sudah 15 tahun terakhir hidupnya, selain merancang kebaya, dia juga mengajar.

“Sebab mau apalagi kalau sudah di puncak. Sudah menjadi keinginan saya mengajar, meski cuma mengajar anak-anak,” katanya. (den/dop)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
27o
Kurs